PENGELASAN GMAW
1.1 Pengertian Pengelasan
Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sepele dan sederhana, namun sebenarnya didalamnya banyak masalah-masalah
yag harus
diatasi di mana pemecahannya
memerlukan
bermacam-macam pengetahuan. Karena itu dalam
pengelasan, pengetahuan
harus turut serta mendampingi
praktek. Secara lebih terperinci dapat dikatakan bahwa dalam
perancangan konstruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang cara pengelasan, cara pemeriksaan, bahan las
dan jenis las yang akan dipergunakan berdasarkan fungsi
dari
bagian-bagian
bangunan atau mesin
yang dirancang.
Definisi las berdasarkan DIN (Deutche Industrie Normen) adalah ikatan
metalurgi pada sambungan
logam atau
logam panduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau
cair. Secara umum pengelasan dapat didefinisikan sebagai penyambungan dari beberapa batang logam dengan memanfaatkan energi panas.
Pengelasan
secara umum adalah suatu proses penyambungan
logam
menjadi satu akibat panas dengan
atau
tanpa pengaruh tekanan atau dapat
juga didefinisikan sebagai ikatan metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya
tarik menarik
antara atom.
Menurut “Welding Handbook” pengelasan adalah
proses penyambungan bahan yang menghasilkan peleburan
bahan dengan memanasinya dengan suhu yang tepat dengan atau tanpa pemberian tekanan dan dengan atau
tanpa pemakaian bahan pengisi. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan logam dimana
logam menjadi
satu akibat panas las, dengan
atau tanpa pengaruh
tekanan,
dan dengan atau tanpa logam pengisi
(Howard,1981).
1.2 Sejarah dan Perkembangan Las MIG ( Metal Inert Gas )
Las MIG (Metal Inert Gas)
merupakan sebuah pengembangan
dari pengelasan GMAW (gas metal arc welding).
Las GMAW mempunyai dua tipe gas pelindung yaitu inert gas dan actif gas yang kemudian sering dikenal dengan sebutan las MIG (Metal Inert Gas) dan las MAG (Metal Actif Gas).
GMAW (gas metal arc welding) atau sering di sebut dengan las MIG (Metal Inert Gas)
mulai dikenalkan di dunia industri pada tahun 1940-an.
Di awal tahun 1950 yang diprakarsai oleh Lyubavshkii and Novoshilov,
melakukan pengembangan GMAW dengan menggunakan diameter elektroda yang lebihbesar dan gas
pelindung yang digunakan adalah karbon dioksida CO2. Pengembangan
ini
menghasilkan percikan elektroda yang tinggi, dan panas pada benda kerja yang sedang. Di
akhir tahun1950 terjadi perkembangan dibidang teknologi power source, dan perkembangan diameter elektroda yang digunakan semakin kecil 0.035" - 0.062"
(0.9 - 1.6 mm).
1.3 Pengertian Las MIG ( Metal Inert Gas )
Las MIG (Metal Inert Gas)
yaitu merupakan proses penyambungan
dua material logam atau lebih menjadi satu melalui proses pencairan setempat, dengan menggunakan
elektroda gulungan (filler metal) yang sama dengan logam dasarnya (base metal) dan menggunakan gas pelindung (inert gas).
Las MIG (Metal Inert
Gas)
merupakan
las
busur gas yang menggunakan
kawat las sekaligus sebagai
elektroda. Elektroda tersebut
berupa gulungan kawat (rol) yang gerakannya diatur
oleh motor listrik. Las ini menggunakan gas argon dan helium sebagai pelindung busur dan logam yang mencair dari pengaruh atmosfir.
Secaraa bagan
perkkembangan llas GMAW (Gas Metaal Arc Weldding) aapat di lihhat dalam gambar sebagai
berikut di bawah ini :
Gambar 3.1 Bagan alur Las GMAW / Las MMIG
1.4
Proses Mesin Las MIG (Metal Inert Gas )
Proses pengelasan
IG (metal inertgas ), panas dari proses pengelasan ini dihasilkan oleh
busur las yang terbentuk diantara elektroda kawat (Wire Electrode) dengan benda
kerja. Selama proses las MIG (Metal Inert Gas), elektroda akan meleleh kemudian
menjadi deposit logam las dan membentuk butiran las. Proses pengelasan MIG (Metal
Inert Gas), beroperasi menggunakan arus searah (DC), biasanya menggunakan
elektroda kawat positif. Ini dikenal sebagai polaritas “terbalik” (Reverse
Polarity). Polaritas searah sangat jarang digunakan karena transfer logam yang
kurang baik dari elektroda kawat ke benda kerja. Hal ini karena pada polaritas searah,
panas terletak pada elektroda. Proses pengelasan MIG (Metal Inert Gas),
menggunakan arus sekitar 50 A hingga mencapai 600 A, biasanya digunakan untuk
tegangan las 15 volt hingga 32 volt. Adapun proses Las MIG dapat dilihat dalam gambar di bawah ini :
Gambar
3.2 Proses penngelasan las MIG (Metaal Inert
Gas)
1.5 Aplikasi Penggunaan Las MIG (Metal Inert Gas )
Penggunaan las MIG (Metal Inert Gas) misalnya digunakan dalam
pengelasan di dunia
Industri untuk pembuatan suatu barang atau alat. Dengan contoh dalam pembuatan kapal terbang, rangka mobil, teralis besi
dan sebagainya. Adapun contoh gambar aplikasi pengunaan las MIG (Metal Inert Gas) dapat dilihat :
Gambar
3.4 Aplikasi Las MIG (Metal Inert Gas)
1.6 Kelebihan dan Kelemahan Las MIG (Metal Inert Gas)
1. Kelebihan Las MIG (Metal Inert Gas)
Penggunaan Las
MIG (Metal Inert Gas) dalam berbagai pengelasan memiliki
beberapa kelebihan antara
lain dapat disebutkan berikut ini :
a)
Sangat efisien dan proses pengerjaan yang cepat.
b)
Dapat digunakan untuk semua posisi pengelasan (welding positif).
c)
Tidak menghasilkan
slag atau terak,layaknya terjadi pada las SMAW.
d)
Memiliki angka
deposisi (deposition
rates) yang lebih
tinggi dibandingkan SMAW.
e)
Membutuhkan kemampuan operator yang baik.
f)
Proses pengelasan MIG (Metal Inert Gas) sangat cocok untuk pekerjaan konstruksi.
2. Kelemahan Las MIG ( Metal Inert Gas )
Pada proses
pengelasan MIG (Metal
Inert
Gas) memiliki beberapa kelemahan, antara lain :
a.
Wire-feeder yang memerlukan pengontrolan yang kontinou.
b.
Sewaktu waktu dapat terjadi Burnback.
c.
Cacat las porositi sering terjadi
akibat pengunaan kualitas gas pelindung yang tidak baik.
d.
Busur yang tidak stabil, akibat ketrampilan operator yang kurang baik.
e.
Pada awalnya set-up pengelasan merupakan permulaan yang sulit.
1.7 Peralatan utama las MIG (Metal Inert Gas)
Peralatan
utama adalah peralatan yang berhubungan langsung dengan proses pengelasan, yakni minimum terdiri dari:
1.
Mesin las
Sistem pembangkit tenaga pada mesin MIG (metal inert gas) pada prinsipnya adalah sama dengan
mesin
SMAW yang dibagi
dalam
2 golongan, yaitu : Mesin las arus bolak balik (Alternating Current / AC Welding Machine) dan Mesin las
arus
searah (Direct Current/DC Welding Machine),
namun sesuai dengan tuntutan pekerjaan dan jenis bahan
yang di las yang
kebanyakan adalah
jenis baja,
maka secara luas proses pengelasan dengan MIG
(metal inert gas) adalah
menggunakan mesin las DC. Adapun gambar rangkaian perlengkapan mesin las adalah sebagai
berikut:
Mesin las MIG merupakan mesin las DC,
umumnya berkemampuan sampai 250
amper. Dilengkapi dengan sistem kontrol, penggulung kawat gas pelindung,
system pendingin
dan
rangkaian lain. Sumber tenaga untuk Las MIG
(Metal Inert Gas)
merupakan mesin las bertegangan konstan.
Tenaga yang dikeluarkan dapat berubah-ubah sendiri sesuai dengan panjang busur. Panjang busur adalah jarak antara ujung elektroda ke benda kerja. Panjang busur ini
bisa distel. Bila busur berubah menjadi lebih pendek dari
setelan semula, maka arus bertambah dan kecepatan kawat berkurang. Sehingga panjang busur kembali semula. Sebaliknya bila busur berubah menjadi lebih panjang, arus berkurang, kecepatan kawat elektroda bertambah. Dengan sistem otomatis seperti ini, yaitu mesin yang mengatur sendiri,
maka panjang busur akan konstan dan hasil
pengelasan akan tetap baik. Adapun contoh gambar mesin las mig
sesuai keterangan diatas adalah sebagai berikut :
Gambar 3.6 Mesin las MIG ( metal inert gas )
a)
Pengkutuban langsung
(Direct Current Straight Polarity/ DCSP/ DCEN)
Dengan pengkutuban
langsung berarti kutub positif(+)
mesin las dihubungkan dengan benda kerja dan kutub negatif
(-) dihubungkan dengan kabel elektroda. Dengan hubungan seperti ini panas pengelasan
yang terjadi
1/3 bagian panas
memanaskan
elektroda
sedangkan 2/3 bagian memanaskan benda kerja.
b)
Pengkutuban terbalik (Direct Current Reverce Polarity /DCRP/ DCEP) Pada pengkutuban terbalik,
kutub negatif (-) mesin lasdihubungkan dengan benda kerja, dan
kutub
positif
(+)
dihubungkan dengan elektroda. Pada hubungan semacam ini panas pengelasan yang terjadi
1/3 bagian panas memanaskan benda kerja dan 2/3 bagian memanaskan elektroda.
2. Unit pengontrol Kawat Elektroda (Wire Feeder)
Alat
pengontrol kawat elektroda (wire
feeder unit) adalah alat/
perlengkapan utama pada pengelasan dengan MIG (metal
inert gas). Alat ini biasanya tidak menyatu dengan mesin las, tapi merupakan bagian
yang terpisah dan ditempatkan berdekatan dengan pengelasan. Fungsinya adalah sebagai berukut:
a.
Menempatkan rol kawat elektroda.
b.
Menempatkan kabel las (termasuk welding gun dan nozzle) dan sistem saluran gas pelindung.
c.
Mempermudah
proses/penanganan
pengelasan, dimana wire tersebut dapat dipindah-pindah sesuai kebutuhan.
Pada
dasarnya terdapat tiga jenis wirefeeder; yaitu jenis dorong, jenis tarik, jenis
dorong-tarik. Perbedaannya adalah dari cara menggerakan elektroda dari spool ke
tourch. Kecepatan dari wirefeeder dapat
diatur mulai dari 1 hingga 22 m/menit pada mesin las MIG ( metal inert gas )
performa tinggi, kecepatannya dapat mencapai 30 m/menit).
Gambar 3.8 Gambar
wirefeedeer jenis tarik.
Welding Gun
Gambar
3.9 Welding gun las MIG (metal inert gas)
Untuk jenis rolnya wirefeeder dibagi dalam dua jenis yaitu sistem 2 (dua) rol dan sistem 4 (empat) rol. Sedangkan menurut bidang kontaknya
rol dari wirefeeder
dapat dibagi
menjadi jenis trapesium halus,
jenis setengah lingkaran halus, dan jenis setengah lingkaran kasar.
4.
5. Regulator Gas
Pelindung
Fungsi utama dari
regulator adalah untuk mengatur pemakaian gas. Untuk pemakaian gas pelindung
dalam waktu yang relatif lama, terutama gas
CO2 diperlukan pemanas (heater-vaporizer) yang dipasang
antara silinder gas dan regulator.Hal ini diperlukan agar gas pelindung tersebut tidak membeku yang berakibat terganggunya aliran gas.
Gambar 3.10 Cilinder dan Regulator Gas Pelindung
6. 7. Nozzel Gas Pelindung
Nozzle
gas pelindung akan mengarahkan jaket gas pelindung kepada daerah las. Nozzle
yang besar digunakan untuk proses pengelasan dengan arus listrik yang tinggi.
Nozzle yang lebih kecil digunakan untuk pngelasan dengan arus listrik yang
lebih kecil. Adapun gambar dari pipa kontak dapat dilihat dalam gambar 2.10
Gambar 3.12 Nozzel gas pelindung
1.
Sikat Baja
Untuk membersihkan hasil las, yaitu pengaruh oksidasi udara luar sehingga rigi-rigi las benar-benar bebas dari kotoran, selain itu
digunakan untuk membersihkan bidang benda kerja sebelum dilas.
Gambar
3.13 Sikat baja
2. Smith Tang / Tang Panas
Untuk memegang benda
kerja yang panas dipergunakan smith tang atau tang panas penjepit dengan macam-macam
bentuk, seperti bentuk moncong rata, moncong ulat, moncong serigala dan moncong
kombinasi.
3. Tang Pemotong Kawat
Pada kondisi tertentu, terutama setiap akan memulai pengelasan kawat elektroda
perlu dipotong untuk memperoleh panjang yang ideal. Untuk itu diperlukan tang pemotong kawat.
4. Palu
Setelah proses pengelasan biasanya benda kerja mengalami kerusakan atau cacat pengelasan. Untuk itu dugunakan palu untuk membantu proses pembersihan benda kerja
akibat cacat las.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
semoga bermanfaat