Cari Materi

Pengikut

20 Oktober 2024

MAKALAH MENGUATKAN KERUKUNAN MELALUI TOLERANSI DAN MEMELIHARA KEHIDUPAN MANUSIA

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.  Latar Belakang

Kerukunan umat beragama merupakan dambaan setiap umat, manusia. Sebagian besar umat beragama di dunia, ingin hidup rukun, damai dan tenteram dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bemegara serta dalam menjalankan ibadahnya. Kerukunan umat beragama yaitu hubungan sesama umat beragama yang dilandasi dengan toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalam kesetaraan pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan  masyarakat dan bernegara. Umat beragama  dan pemerintah  harus melakukan upaya bersama dalam memelihara kerukunan umat beragama, di bidang pelayanan, pengaturan dan pemberdayaan. Sebagai contoh yaitu dalam mendirikan rumah ibadah harus memperhatikan pertimbangan Ormas keagamaan yang berbadan hukum dan telah terdaftar di pemerintah daerah.

Kerukunan   umat  beragama   sangat  diperlukan,   agar  bisa  menjalani   kehidupan beragama  dan bermasyarakat  di bumi Indonesia  ini dengan  damai,  sejahtera,  dan jauh  dari  kecurigaan  kepada  kelompok-kelompok   lain.  Dengan  begitu,  agenda- agenda  kemanusiaan  yang  seharusnya  dilakukan  dengan  kerja  sama  antaragama, seperti memberantas kemiskinan, memerangi kebodohan, mencegah korupsi, membentuk  pemerintahan   yang  bersih,  serta  memajukan  bangsa,  dapat  segera dilakukan dengan sebaik-baiknya.

 

B.  Rumusan Masalah

1.      Apa Pengertian dari Kerukunan ?

2.      Bagaimana konsep toleransi dalam islam ?

3.      Bagaimana upaya mewujudkan kerukunan umat beragama ?

4.      Apa saja Upaya Pendekatan Toleransi Untuk Mewujudkan Kerukunan Umat Beragama ?

5.      Bagaimana Cara Menumbuhkan Sikap Toleransi ?

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.  Pengertian Kerukunan

Kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makana “baikdan “damai”. Hakikatya, hidup bersama dalam masyarakat dengan “kesatuan hati dan bersepakat” untuk tidak menciptakan perselisihan dan pertengkaran (Depdikbud, 1985:850). Bila pemaknaan tersebutdijadikan pegangan, maka  “kerukunanadalah sesuatu yang ideal dan didambakan oleh masyarakat manusia. Kerukunan (dari ruku, bahasa Arab, artinya tiang atau tiang-tiang yang menopangrumah; penopang yang memberi kedamaian dan kesejahteraan kepada penghuninya) secara luas bermakna adanya suasana persaudaraan dan kebersamaan antar semua orangwalaupun mereka berbeda secara suku, agama, dan golongan.

Dalam Islam pun mengajarkan bahwa manusia ditakdirkan Allah sebagai makhluk sosial yang membutuhkan hubungan dan interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan kerja sama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan material maupun spiritual. Bahkan ajaran Islam menganjurkan manusia untuk bekerja sama dan tolong menolong (ta’awun) dengan sesama manusia dalam hal kebaikan. Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan umat Islam dapat berhubungan dengan siapa saja   tanpa batasan ras, bangsa, dan agama.

 

B.  Konsep Toleransi Dalam Islam

Toleransi adalah konsep modern untuk menggambarkan sikap saling menghormati dan saling bekerjasama di antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda baik secara etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama. Toleransi, karena itu, merupakan konsep agung dan mulia yang sepenuhnya menjadi bagian organik dari ajaran agama-agama, termasuk agama Islam.

Islam memiliki konsep yang jelas. “Tidak ada paksaan dalam agama” , “Bagi kalian  agama  kalian,  dan  bagi  kami  agama  kami”   adalah  contoh  populer  dari toleransi dalam Islam. Selain ayat-ayat itu, banyak ayat lain yang tersebar di berbagai Surah. Juga sejumlah hadis dan praktik toleransi dalam sejarah Islam. Fakta-fakta historis  itu  menunjukkan  bahwa  masalah  toleransi  dalam  Islam  bukanlah  konsep asing. Toleransi adalah bagian integral dari Islam itu sendiri yang detail-detailnya kemudian dirumuskan oleh para ulama dalam karya-karya tafsir mereka. Kemudian rumusan-rumusan ini disempurnakan oleh para ulama dengan pengayaan-pengayaan baru sehingga akhirnya menjadi praktik kesejarahan dalam masyarakat Islam.

Persaudaran universal adalah bentuk dari toleransi yang diajarkan Islam. Persaudaraan ini menyebabkan terlindunginya hak-hak orang lain dan diterimanya perbedaan dalam suatu masyarakat Islam. Dalam persaudaraan universal juga terlibat konsep   keadilan,   perdamaian,   dan   kerja   sama   yang   saling   menguntungkan. Fakta historis toleransi juga dapat ditunjukkan melalui Piagam Madinah.  Piagam ini adalah satu contoh mengenai prinsip kemerdekaan beragama yang pernah dipraktikkan oleh Nabi Muhamad SAW di Madinah. Di antara butir-butir yang menegaskan toleransi beragama adalah sikap saling menghormati di antara agama yang ada dan tidak saling menyakiti serta saling melindungi anggota yang terikat dalam Piagam Madinah.

Toleransi menurut Syekh Salim bin Hilali memiliki karakteristik sebagai berikut, yaitu antara lain:

1.    Kerelaan hati karena kemuliaan dan kedermawanan

2.    Kelapangan dada karena kebersihan dan ketaqwaan

3.    Kelemah lembutan karena kemudahan

4.    Muka yang ceria karena kegembiraan

5.    Rendah diri dihadapan kaum muslimin bukan karena kehinaan

6.    Mudah dalam berhubungan sosial (mu'amalah) tanpa penipuan dan kelalaian

7.    Menggampangkan dalam berda'wah ke jalan Allah tanpa basa basi

8.    Terikat dan tunduk kepada agama Allah Subhanahu wa Ta'ala tanpa ada rasa keberatan.

 

 

 

 

C.  Upaya Mewujudkan Kerukunan Umat beragama

Kerukunan Hidup Umat Beragama, berarti perihal hidup rukun yaitu hidup dalam suasana baik dan damai, tidak bertengkar, bersatu hati dan bersepakat antar umat yang berbeda-beda      agamanya atau antara          umat dalam satu agama. Dalam terminologi yang digunakan oleh Pemerintah secara resmi, konsep kerukunan hidup beragama mencakup 3 kerukunan. yaitu :

1.      Kerukunan intern umat beragama

2.      Kerukunan antar umat yang berbeda-beda agama.

3.      Kerukunan antara (pemuka) umat beragama dengan Pemerintah.

Tiga kerukunan tersebut biasa disebut dengan istilah"Tri Kerukunan".

Upaya mewujudkan kerukunan hidup beragama tidak terlepas dari faktor penghambat dan penunjang. Faktor penghambat kerukunan hidup beragama selain warisan politik penjajah juga fanatisme dangkal, sikap kurang bersahabat, cara-¬cara agresif dalam dakwah agama yang ditujukan kepada orang yang telah beragama, pendirian tempat ibadah tanpa mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan pengaburan nilai-nilai ajaran agama antara suatu agama dengan agama lain; juga karena munculnya berbagai sekte dan faham keagamaan kurangnya memahami ajaran agama dan peraturan Pemerintah dalam hal kehidupan beragama. Faktor-faktor pendukung dalam upaya kerukunan hidup beragama antara lain adanya sifat bangsa Indonesia yang religius, adanya nilai-nilai luhur budaya yang telah berakar dalam masyarakat seperti gotong royong, saling hormat menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya, kerja¬sama di kalangan intern umat beragama, antar umat beragama dan antara umat beragama dengan Pemerintah.

 

D.  Upaya Pendekatan Toleransi Untuk Mewujudkan Kerukunan Umat Beragama antara lain :

1.      Pendekatan Sosiologis

Artinya pemahaman tingkah laku umat beragama yang merupakan hasil prestasi riil obyektif komunitas beragama.

 

 

2.      Pendekatan Kultural

Dalam banyak soal budaya-budaya lokal yang dimulai oleh pemimpin agama-agama tertentu tidak dikomunikasikan kepada pemimpin dan anggota kelompok umat beragama yang lain, apa yang menjadi maksud dan tujuannya. Sikap saling mencurigai akhirnya muncul dan menumpuk menjadi bom waktu yang sewaktu- waktu dapat meledak oleh pemicu yang aksidental.

3.      Pendekatan Demografi

Kita memahami realita ada kelompok umat beragama yang mayoritas dan minoritas di wilayah tertentu, ada pemimpin atau pengurus lembaga keagamaan yang berat sebelah di dalam mengambil kebijaksanaan sehingga membawa pertentangan di antara kelompok umat beragama.

 

E.  Cara Menumbuhkan Sikap Toleransi

1.      Tidak Memaksakan Ajaran Sendiri kepada Orang Lain

Setiap agama pasti memiliki ajaran yang dianut dan diyakini oleh pemeluknya. Bagi agama yang satu, tindakan tertentu dianggap salah dan dilarang untuk dilakukan, tetapi bagi yang lain tidak. Nah, salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mewujudkan sikap toleransi dengan sesama pemeluk agama adalah tidak memaksakan ajaran sendiri kepada orang lain. 

2.      Tidak Mengganggu Ibadah Orang Lain

Jika kamu ingin menjaga sikap toleransi dengan orang lain, salah satu hal yang perlu dilakukan adalah membiarkan orang lain menjalankan ibadahnya dengan tenang. Setiap agama biasanya memiliki aturan ibadah sendiri yang harus ditaati oleh pemeluk agama, baik tata cara maupun waktu untuk beribadah.

3.      Tidak Merendahkan atau Menghina Agama Orang Lain

Setiap pemeluk agama akan menjunjung tinggi agamanya dan bersikap menghormati hal-hal yang berkaitan dengan agama tersebut. Sebagai sesama yang ingin menjaga toleransi dalam keseharian, pemeluk agama lain juga diminta untuk ikut menghormati dengan cara tidak merendahkan atau menghina agama orang lain.

Sikap merendahkan atau menghina bisa bermacam-macam. Ada yang melakukannya melalui kata-kata, ada pula dalam bentuk tindakan. Sikap merendahkan dan menghina ini dapat menyebabkan ketersinggungan bagi pihak lain. Jika berlarut-larut, hubungan antara sesama warga bisa terganggu, bahkan dapat menimbulkan bibit permusuhan.

4.      Menjaga Silaturahmi dengan Penganut Agama Lain

Salah satu wujud dari sikap toleransi adalah menjaga silaturahmi dengan penganut agama lain. Silaturahmi adalah menjaga hubungan antara yang satu dengan yang lain untuk mempererat persaudaraan atau persahabatan. Silaturahmi bisa dilakukan kapan saja, tidak terkecuali pada hari-hari khusus seperti pada hari raya. 

5.      Tidak Melakukan Diskriminasi Kepada Penganut Agama Lain

Dalam rangka menjaga toleransi, sebaiknya hindari tindakan diskriminasi terhadap penganut agama lain. Diskriminasi adalah perlakuan yang menyudutkan kelompok minoritas karena ada perbedaan, baik agama, ras, jenis kelamin, maupun status sosial.

6.      Berbuat Baik Kepada Semua Orang 

Setiap pemeluk agama pasti diajarkan untuk berbuat baik kepada orang lain. Perbuatan baik tersebut seharusnya dilakukan tanpa memandang agama yang dianut. Perbuatan baik didorong dan dihidupi oleh nilai-nilai kemanusian yang berlaku bagi semua orang, bukan hanya penganut agama tertentu.

7.      Bersedia Memahami Perbedaan

Ajaran pada suatu agama bisa jadi berbeda dengan ajaran agama lain. Perbedaan tersebut kadang kala menimbulkan perselisihan yang berpotensi mengganggu kerukunan. Padahal, perbedaan prinsip antar agama tidak bisa begitu saja disamakan karena berkaitan dengan nilai-nilai ajaran yang dianut.

Hal yang bisa dilakukan untuk membangun sikap toleransi adalah berusaha memahami dan menerima perbedaan. Apabila ada prinsip yang tidak sejalan, tidak perlu merendahkan atau bahkan menyalahkan. Selama tidak merugikan, tindakan yang paling tepat adalah membiarkan orang lain meyakini dan menjalankan prinsip tersebut. Terima perbedaan tanpa mengganggu kedamaian. 

Sedangkan dalam buku Pendidikan Toleransi Isi Berbasis Kearifan Lokal oleh Muhammad Japar dkk, ada tiga hal yang termasuk bentuk-bentuk sikap toleransi yaitu:

1.      Menghargai dan menghormati hak orang lain

2.      Tidak Mendiskriminasi atau membeda-bedakan orang berdasarkan suku agama, ras, gender dan sebagainya.

3.      Tidak menyakiti atau mengganggu kebebasan orang lain dalam memilih agama, keyakinan politik dan memilih kelompok.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.  Simpulan

Toleransi menjadi keniscayaan sosial bagi seluruh umat beragama dalam menata kehidupan bersama. Sikap teloransi antar umat beragama  di Indonesia telah mempunyai konstitusional yang memelihara keyakinan umat masing-masing.

Secara lahiriyah toleransi umat beragama di Indonesia merupakan harapan bangsa- bangsa di dunia. Boleh jadi teloransi beragama merupa-kan kunci perdamaian dunia. Di mana kondisi para penganut agama-agama di dunia lupa akan prinsip toleransi terhadap  ajaran-ajaran  dan  umat  lain,  justru  umat  Islam  dianjurkan  agar  terus menjalin  hubungan  antar  umat  beragama.  Dengan  toleransi  diharapkan  mampu mewujudkan  kesejahteraan  dan  keselamatan  umat  manusia  di  dunia  dan  dapat mengeksiskan kelangsungan Islam dan umatnya.

Allah SWT berfirman: “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu”. Namun, toleransi tak bisa datang hanya dari umat Islam saja. Umat lain juga diharapkan mengapresiasinya untuk membentuk masa depan bangsa yang lebih baik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

·         https://www.noice.id/info-terbaru/wujudkan-sikap-toleransi-kepada-sesama-apa-yang-bisa-dilakukan/

·         https://kalteng.kemenag.go.id/pulpis/berita/503264/Sikap-Toleransi-Kunci-Wujudkan-Kerukunan-Beragama

·         https://kumparan.com/berita-hari-ini/cara-menumbuhkan-sikap-toleransi-agar-tercipta-kerukunan-antar-sesama-1vRo1TKXURG/full

·         https://id.scribd.com/document/675524174/PAI-11-Bab-6-Menguatkan-Kerukunan-Melalui-Toleransi-Dan-Memelihara-Kehidupan-Manusia

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

semoga bermanfaat