BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kerukunan umat beragama
merupakan dambaan setiap umat, manusia. Sebagian besar umat beragama di dunia,
ingin hidup rukun, damai dan tenteram dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat
dan bemegara serta dalam menjalankan ibadahnya. Kerukunan umat beragama yaitu
hubungan sesama umat beragama yang dilandasi dengan toleransi, saling
pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalam kesetaraan pengamalan
ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan
masyarakat dan bernegara. Umat beragama
dan pemerintah harus melakukan
upaya bersama dalam memelihara kerukunan umat beragama, di bidang pelayanan,
pengaturan dan pemberdayaan. Sebagai contoh yaitu dalam mendirikan rumah ibadah
harus memperhatikan pertimbangan Ormas keagamaan yang berbadan hukum dan telah
terdaftar di pemerintah daerah.
Kerukunan umat
beragama sangat diperlukan,
agar bisa menjalani
kehidupan beragama dan
bermasyarakat di bumi Indonesia ini dengan
damai, sejahtera, dan jauh
dari kecurigaan kepada
kelompok-kelompok lain. Dengan
begitu, agenda- agenda kemanusiaan
yang seharusnya dilakukan
dengan kerja sama
antaragama, seperti memberantas kemiskinan, memerangi kebodohan,
mencegah korupsi, membentuk
pemerintahan yang bersih,
serta memajukan bangsa,
dapat segera dilakukan dengan
sebaik-baiknya.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa Pengertian dari
Kerukunan ?
2.
Bagaimana konsep
toleransi dalam islam ?
3.
Bagaimana upaya
mewujudkan kerukunan umat beragama ?
4.
Apa saja Upaya
Pendekatan Toleransi Untuk Mewujudkan Kerukunan Umat Beragama ?
5.
Bagaimana Cara
Menumbuhkan Sikap Toleransi ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kerukunan
Kerukunan adalah istilah yang
dipenuhi oleh muatan makana “baik”
dan “damai”.
Hakikatya, hidup bersama dalam
masyarakat dengan “kesatuan hati” dan
bersepakat” untuk tidak menciptakan perselisihan dan pertengkaran (Depdikbud, 1985:850). Bila pemaknaan
tersebutdijadikan pegangan, maka
“kerukunan” adalah sesuatu yang ideal
dan didambakan oleh masyarakat
manusia. Kerukunan (dari ruku, bahasa
Arab, artinya tiang atau tiang-tiang
yang menopangrumah; penopang
yang memberi kedamaian dan kesejahteraan kepada penghuninya) secara luas
bermakna adanya suasana persaudaraan dan kebersamaan
antar semua orangwalaupun mereka berbeda secara suku, agama, dan golongan.
Dalam
Islam pun mengajarkan bahwa manusia ditakdirkan Allah sebagai makhluk sosial
yang membutuhkan hubungan dan interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai
makhluk sosial, manusia memerlukan kerja sama dengan orang lain dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan material maupun spiritual. Bahkan ajaran
Islam menganjurkan manusia untuk bekerja sama dan tolong menolong (ta’awun)
dengan sesama manusia dalam hal kebaikan. Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan
umat Islam dapat berhubungan dengan siapa saja
tanpa batasan ras, bangsa, dan agama.
B. Konsep
Toleransi Dalam Islam
Toleransi
adalah konsep modern untuk menggambarkan sikap saling menghormati dan saling
bekerjasama di antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda baik secara
etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama. Toleransi, karena itu, merupakan konsep agung dan mulia yang sepenuhnya menjadi
bagian organik dari ajaran
agama-agama, termasuk agama Islam.
Islam
memiliki konsep yang jelas. “Tidak ada paksaan dalam agama” , “Bagi kalian agama
kalian, dan bagi
kami agama kami”
adalah contoh populer
dari toleransi dalam Islam. Selain ayat-ayat itu, banyak ayat lain yang
tersebar di berbagai Surah. Juga sejumlah hadis dan praktik toleransi dalam
sejarah Islam. Fakta-fakta historis
itu menunjukkan bahwa
masalah toleransi dalam
Islam bukanlah konsep asing. Toleransi adalah bagian
integral dari Islam itu sendiri yang detail-detailnya kemudian dirumuskan oleh
para ulama dalam karya-karya tafsir mereka. Kemudian rumusan-rumusan ini
disempurnakan oleh para ulama dengan pengayaan-pengayaan baru sehingga akhirnya
menjadi praktik kesejarahan dalam masyarakat Islam.
Persaudaran
universal adalah bentuk dari toleransi yang diajarkan Islam. Persaudaraan ini
menyebabkan terlindunginya hak-hak orang lain dan diterimanya perbedaan dalam
suatu masyarakat Islam. Dalam persaudaraan universal juga terlibat konsep keadilan,
perdamaian, dan kerja
sama yang saling
menguntungkan. Fakta historis toleransi juga dapat ditunjukkan melalui
Piagam Madinah. Piagam ini adalah satu
contoh mengenai prinsip kemerdekaan beragama yang pernah dipraktikkan oleh Nabi
Muhamad SAW di Madinah. Di antara butir-butir yang menegaskan toleransi
beragama adalah sikap saling menghormati di antara agama yang ada dan tidak
saling menyakiti serta saling melindungi anggota yang terikat dalam Piagam
Madinah.
Toleransi menurut Syekh Salim bin Hilali memiliki
karakteristik sebagai berikut, yaitu antara lain:
1. Kerelaan
hati karena kemuliaan dan kedermawanan
2. Kelapangan
dada karena kebersihan dan ketaqwaan
3. Kelemah
lembutan karena kemudahan
4. Muka
yang ceria karena kegembiraan
5. Rendah
diri dihadapan kaum muslimin bukan karena kehinaan
6. Mudah
dalam berhubungan sosial (mu'amalah) tanpa penipuan dan kelalaian
7. Menggampangkan
dalam berda'wah ke jalan Allah tanpa basa basi
8. Terikat
dan tunduk kepada agama Allah Subhanahu wa Ta'ala tanpa ada rasa keberatan.
C. Upaya
Mewujudkan Kerukunan Umat beragama
Kerukunan
Hidup Umat Beragama, berarti perihal hidup rukun yaitu hidup dalam suasana baik
dan damai, tidak bertengkar, bersatu hati dan bersepakat antar umat yang berbeda-beda agamanya atau antara umat dalam satu agama. Dalam
terminologi yang digunakan oleh Pemerintah secara resmi, konsep kerukunan hidup
beragama mencakup 3 kerukunan. yaitu :
1. Kerukunan
intern umat beragama
2. Kerukunan
antar umat yang berbeda-beda agama.
3. Kerukunan
antara (pemuka) umat beragama dengan Pemerintah.
Tiga
kerukunan tersebut biasa disebut dengan istilah"Tri Kerukunan".
Upaya mewujudkan kerukunan hidup beragama tidak terlepas
dari faktor penghambat dan penunjang. Faktor penghambat kerukunan hidup
beragama selain warisan politik penjajah juga fanatisme dangkal, sikap kurang
bersahabat, cara-¬cara agresif dalam
dakwah agama yang ditujukan kepada orang yang telah beragama, pendirian tempat
ibadah tanpa mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan
pengaburan nilai-nilai ajaran agama antara suatu agama dengan agama lain; juga
karena munculnya berbagai sekte dan faham keagamaan kurangnya memahami ajaran
agama dan peraturan Pemerintah dalam hal kehidupan beragama. Faktor-faktor
pendukung dalam upaya kerukunan hidup beragama antara lain adanya sifat bangsa
Indonesia yang religius, adanya nilai-nilai luhur budaya yang telah berakar
dalam masyarakat seperti gotong royong, saling hormat menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya, kerja¬sama di kalangan intern umat
beragama, antar umat beragama dan antara umat beragama dengan Pemerintah.
D.
Upaya Pendekatan Toleransi
Untuk Mewujudkan Kerukunan Umat Beragama antara lain :
1.
Pendekatan Sosiologis
Artinya pemahaman tingkah laku umat beragama
yang merupakan hasil prestasi riil obyektif komunitas beragama.
2.
Pendekatan Kultural
Dalam banyak soal budaya-budaya lokal yang
dimulai oleh pemimpin agama-agama tertentu tidak dikomunikasikan kepada
pemimpin dan anggota kelompok umat beragama yang lain, apa yang menjadi maksud
dan tujuannya. Sikap saling mencurigai akhirnya muncul dan menumpuk menjadi bom
waktu yang sewaktu- waktu dapat meledak oleh pemicu yang aksidental.
3.
Pendekatan Demografi
Kita memahami
realita ada kelompok umat beragama yang mayoritas dan minoritas di wilayah tertentu, ada pemimpin atau pengurus lembaga keagamaan yang berat sebelah
di dalam mengambil kebijaksanaan sehingga membawa pertentangan di antara kelompok
umat beragama.
E. Cara
Menumbuhkan Sikap Toleransi
1.
Tidak Memaksakan Ajaran Sendiri
kepada Orang Lain
Setiap agama pasti memiliki ajaran yang dianut dan
diyakini oleh pemeluknya. Bagi agama yang satu, tindakan tertentu dianggap
salah dan dilarang untuk dilakukan, tetapi bagi yang lain tidak. Nah, salah
satu hal yang bisa dilakukan untuk mewujudkan sikap toleransi dengan sesama
pemeluk agama adalah tidak memaksakan ajaran sendiri kepada orang lain.
2.
Tidak Mengganggu Ibadah Orang Lain
Jika kamu ingin menjaga sikap toleransi dengan orang
lain, salah satu hal yang perlu dilakukan adalah membiarkan orang lain
menjalankan ibadahnya dengan tenang. Setiap agama biasanya memiliki aturan
ibadah sendiri yang harus ditaati oleh pemeluk agama, baik tata cara maupun waktu
untuk beribadah.
3.
Tidak Merendahkan atau Menghina Agama
Orang Lain
Setiap pemeluk agama akan menjunjung tinggi agamanya
dan bersikap menghormati hal-hal yang berkaitan dengan agama tersebut. Sebagai
sesama yang ingin menjaga toleransi dalam keseharian, pemeluk agama lain juga
diminta untuk ikut menghormati dengan cara tidak merendahkan atau menghina
agama orang lain.
Sikap merendahkan atau menghina bisa bermacam-macam.
Ada yang melakukannya melalui kata-kata, ada pula dalam bentuk tindakan. Sikap
merendahkan dan menghina ini dapat menyebabkan ketersinggungan bagi pihak lain.
Jika berlarut-larut, hubungan antara sesama warga bisa terganggu, bahkan dapat
menimbulkan bibit permusuhan.
4.
Menjaga Silaturahmi dengan Penganut
Agama Lain
Salah satu wujud dari sikap toleransi adalah menjaga
silaturahmi dengan penganut agama lain. Silaturahmi adalah menjaga hubungan
antara yang satu dengan yang lain untuk mempererat persaudaraan atau
persahabatan. Silaturahmi bisa dilakukan kapan saja, tidak terkecuali pada
hari-hari khusus seperti pada hari raya.
5.
Tidak Melakukan Diskriminasi Kepada
Penganut Agama Lain
Dalam rangka menjaga toleransi, sebaiknya hindari
tindakan diskriminasi terhadap penganut agama lain. Diskriminasi adalah
perlakuan yang menyudutkan kelompok minoritas karena ada perbedaan, baik agama,
ras, jenis kelamin, maupun status sosial.
6.
Berbuat Baik Kepada Semua Orang
Setiap pemeluk agama pasti diajarkan untuk berbuat
baik kepada orang lain. Perbuatan baik tersebut seharusnya dilakukan tanpa
memandang agama yang dianut. Perbuatan baik didorong dan dihidupi oleh
nilai-nilai kemanusian yang berlaku bagi semua orang, bukan hanya penganut
agama tertentu.
7.
Bersedia Memahami Perbedaan
Ajaran pada suatu agama bisa jadi berbeda dengan
ajaran agama lain. Perbedaan tersebut kadang kala menimbulkan perselisihan yang
berpotensi mengganggu kerukunan. Padahal, perbedaan prinsip antar agama tidak
bisa begitu saja disamakan karena berkaitan dengan nilai-nilai ajaran yang
dianut.
Hal yang bisa dilakukan untuk membangun sikap toleransi
adalah berusaha memahami dan menerima perbedaan. Apabila ada prinsip yang tidak
sejalan, tidak perlu merendahkan atau bahkan menyalahkan. Selama tidak
merugikan, tindakan yang paling tepat adalah membiarkan orang lain meyakini dan
menjalankan prinsip tersebut. Terima perbedaan tanpa mengganggu
kedamaian.
Sedangkan dalam buku Pendidikan Toleransi Isi
Berbasis Kearifan Lokal oleh Muhammad Japar dkk, ada tiga hal yang termasuk
bentuk-bentuk sikap toleransi yaitu:
1.
Menghargai dan menghormati hak orang lain
2.
Tidak Mendiskriminasi atau membeda-bedakan
orang berdasarkan suku agama, ras, gender dan sebagainya.
3.
Tidak menyakiti atau mengganggu kebebasan
orang lain dalam memilih agama, keyakinan politik dan memilih kelompok.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Toleransi menjadi
keniscayaan sosial bagi seluruh umat beragama dalam menata kehidupan bersama. Sikap teloransi
antar umat beragama di Indonesia telah mempunyai konstitusional yang memelihara keyakinan
umat masing-masing.
Secara lahiriyah
toleransi umat beragama
di Indonesia merupakan
harapan bangsa- bangsa di
dunia. Boleh jadi teloransi beragama merupa-kan kunci perdamaian dunia. Di mana kondisi para penganut agama-agama di dunia lupa akan prinsip
toleransi terhadap ajaran-ajaran dan umat
lain,
justru
umat
Islam
dianjurkan
agar
terus
menjalin hubungan antar umat
beragama.
Dengan
toleransi
diharapkan
mampu
mewujudkan kesejahteraan dan keselamatan
umat
manusia
di
dunia
dan
dapat
mengeksiskan kelangsungan Islam dan umatnya.
Allah SWT
berfirman: “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil
terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula)
mengusir kamu dari negerimu”. Namun, toleransi tak bisa datang hanya dari umat
Islam saja. Umat lain juga diharapkan mengapresiasinya untuk membentuk masa
depan bangsa yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
·
https://www.noice.id/info-terbaru/wujudkan-sikap-toleransi-kepada-sesama-apa-yang-bisa-dilakukan/
·
https://kalteng.kemenag.go.id/pulpis/berita/503264/Sikap-Toleransi-Kunci-Wujudkan-Kerukunan-Beragama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
semoga bermanfaat