Cari Materi

Pengikut

20 Oktober 2024

MAKALAH BULAN SEBAGAI SATELIT BUMI

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.  Latar Belakang

Semua planet di tata surya mempunyai minimal satu satelit, seperti Bumi. Satelit alami Bumi adalah Bulan. Sedangkan beberapa planet lain seperti Mars, Jupiter, dan Saturnus mempunyai lebih banyak satelit. Mengutip NASA, satelit adalah sebuah obyek yang bergerak mengelilingi obyek yang lebih besar. Biasanya, istilah satelit digunakan untuk menyebut benda buatan manusia. Mesin-mesin satelit diluncurkan ke luar angkasa, orbit Bumi atau benda-benda di angkasa. Bulan disebut sebagai satelit Bumi karena bergerak mengelilingi Bumi. Bulan disebut sebagai satelit alami Bumi (Earth's natural sattelite). Satelit alami adalah benda langit di luar angkasa yang mengorbit mengelilingi benda yang lebih besar.

Bulan merupakan satelit sekaligus benda angkasa yang paling dekat dengan bumi. Bulan mengelilingi bumi pada bidang edar yang memiliki jarak rata-rata 348.404 km. Arah revolusi bulan sama dengan arah revolusi bumi terhadap matahari. Kala revolusi bulan adalah 27 1/3 hari, waktu ini disebut satu bulan sideris. Satu bulan sideris tidak sama dengan waktu sejak munculnya bulan purnama sampai bulan purnama berikutnya. Lama selang waktu antara dua bulan purnama adalah 29 ½ hari. Waktu ini disebut satu bulan sinodis.  Bulan  sideris  dan  sinodis  menjadi  berbeda  akibat  adanya  revolusi  bumi.

Selain berevolusi mengelilingi matahari, bulan juga berotasi terhadap porosnya. Kala rotasi bulan persis sama dengan kala revolusinya, yaitu 27 1/3 hari, sehingga permukaan bulan yang menghadap bumi selalu hanya separuhnya. Karena bulan berevolusi terhdap bumi, bulan juga ikut mengelilingi matahari bersama bumi.

 

B.  Rumusan Masalah

1.      Bagaimana Bentuk dan Ukuran Bulan?

2.      Bagaimana dan apa saja Fase Bulan?

3.      Jenis-jenis gerhana bulan?

4.      Bagaiamana Proses Terjadinya Gerhana Bulan ?

5.      Apa saja Pengaruh Rotasi dan Revolusi Bulan Terhadap Bumi

 

C.  Tujuan Pembuatan Makalah

1.      Untuk memenuhi tugas mata pelajaran IPAS

2.      Agar siswa dan siswi SMK BP Dukuhwaru mendapat pengetahuan tentang Bulan sebagai satelit bumi.  

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.  Landasan Teori

Bulan adalah satelit alami Bumi satu-satunya dan merupakan satelit terbesar kelima dalam Tata Surya. Bulan juga merupakan satelit alami terbesar di Tata Surya menurut ukuran planet yang diorbitnya, dengan diameter 27%, kepadatan 60%, dan massa 1⁄81 (1.23%) dari Bumi. Di antara satelit alami lainnya, Bulan adalah satelit terpadat kedua setelah Io, satelit Jupiter.

Bulan berada pada rotasi sinkron dengan Bumi, yang selalu memperlihatkan sisi yang sama pada Bumi, dengan sisi dekat ditandai oleh mare vulkanik gelap yang terdapat di antara dataran tinggi kerak yang terang dan kawah tubrukan yang menonjol. Bulan adalah benda langit yang paling terang setelah Matahari. Meskipun Bulan tampak sangat putih dan terang, permukaan Bulan sebenarnya gelap, dengan tingkat kecerahan yang sedikit lebih tinggi dari aspal cair. Sejak zaman kuno, posisinya yang menonjol di langit dan fasenya yang teratur telah memengaruhi banyak budaya, termasuk bahasa, penanggalanseni, dan mitologi. Pengaruh gravitasi Bulan menyebabkan terjadinya pasang surut di lautan dan pemanjangan waktu pada hari di Bumi. Jarak orbit Bulan dari Bumi saat ini adalah sekitar tiga puluh kali dari diameter Bumi, yang menyebabkan ukuran Bulan yang muncul di langit hampir sama besar dengan ukuran Matahari, sehingga memungkinkan Bulan untuk menutupi Matahari dan mengakibatkan terjadinya gerhana matahari total.

 

B.  Bentuk dan Ukuran Bulan

Bulan berbentuk bulat dengan massa 7,4 x 1022 kg. Garis tengah bulan sama dengan ¼ garis tengah bumi yaitu 3.476 km dengan massa jenis 3340 kg/m3. massa bulan yang kecil menyebabkan gaya tarik pada benda dipermukaannya juga kecil. Kekuatan gaya tarik bulan hanya 1/6 gaya tarik bumi. Akibatnya, bulan tidak mampu menahan molekul-molekul udara tetap berada di sekelilingnya untuk membentuk atmosfer. Tidak adanya atmosfer di bulan menyebabkan terjadinya hal-hal berikut :

1.    Di bulan tidak ada kehidupan.

2.    Permukaan di bulan sangat kasar (berlubang) dikarenakan benda-benda yang jatuh tidak ada yang menahan.

3.    Suara tidak dapat merambat di bulan, hal ini karena udara atau gas merupakan medium tempat perambatan suara.

4.    Langit bulan tampak hitam legam. Atmosfer bumi berwarna biru karena cahaya matahari yang mengenai molekul-molekul udara menghamburkan cahaya warna biru.

 

 

C.  Fase Bulan

Fase bulan adalah perubahan bentuk bulan di lihat dari bumi. Fase-fase bulan tersebut adalah fase bulan baru, kuartir pertama, bulan purnama, kuartir ketiga, kuartir keempat.

Bulan tampak oleh mata karena memantulkan cahaya matahari. Buntuk bulan yang terlihat oleh bumi selalu berubah setiap hari. Mulai dari tidak nampak, kemudian muncul bulan sabit dan akhirnya berubah menjadi bulan purnama pada hari ke-14 atau ke-15. Bulan Purnama mengecil kembali menjadi bulan sabit dan hilang pada hari ke-29 atau ke-30. Fase bulan berulang setiap 29 hari (bulan sinodis/komariah). Berikut       adalah  fase-fase bulan:

1.    Fase Bulan Baru

Pada fase ini bulan berada di antara bumi dan matahari. Hanya sisi belakang bulan yang mendapat cahaya matahari. Sisi bulan yang menghadap bumi sama sekali tidak mendapat cahaya matahari. Akibatnya bulan tidak nampak dari bumi

2.    Kuatrir Pertama 7 3/8 hari

Bulan, Bumi, dan Matahari berada pada posisi tegak lurus. Hanya setengah permukaan bulan yang menghadap bumi yang mendapat cahaya matahari, sedangkan setengah lainnya tidak. Bulan tampak setengah cakram sebelah kanan. Antara bulan baru dan kuartir pertama bulan tampak sebagai bulan sabit.

3.    Bulan Purnama 14 3/4 hari

Bulan, Bumi, dan matahari terletak segaris dengan bumi berada di tengah. Permukaan bulan yang menghadap bumi semuanya mendapat cahaya matahari. Bulan nampak dari bumi berupa lingkaran utuh

4.    Kuartir Ketiga 22 1/8 hari

Bulan, Bumi dan Matahari berada dalam posisi tegak lurus. Hanya setengah permukaan bulan yang menghadap bumi yang mendapat cahaya matahari. Bulan nampak setengah cakram sebelah kiri. Antara bulan purnama dan kuartir ketiga , bulan nampak sebagai bulan sabit.

5.    Kuartir ke empat 28 1/2 hari

Dikuartir ke empat bulan menjadi bulan baru. Bulan sinodis yang berpatokan pada fase bulan dijadikan standar perhitungan kalender islam yang dikenal sebagai kalender hijriayah

 

D.  Perputaran Bumi

Pada saat mengitari bumi, bulan melakukan tiga gerakan sekaligus. Yaitu berputar pada sumbunya (rotasi), mengitari bumi (revolusi), dan bersama-sama bumi mengitari matahari. Hal yang unik pada gerakan bulan adalah periode revolusi bulan sama dengan periode rotasinya. Itulah sebabnya permukaan bulan yang menghadap ke bumi tetap. Waktu yang diperlukan oleh bulan dalam mengitari bumi sampai tampak seperti semula disebut bulan sinodis. Periode bulan sinodis adalah 29,5 hari. Hal inilah yang menyebabkan muka bulan yang terlihat dari bumi hanya sebelah, sedangkan belahan yang lain tidak pernah tampak dari bumi. Adapun waktu yang diperlukan bulan untuk mengelilingi bumi sebesar 360o (kembali ke kedudukan semula) disebut bulan sideris. Periode bulan sideris adalah 27 ,3 hari.

 

E.  Jenis-jenis gerhana bulan terbagi menjadi tiga, yaitu: 

1.      Gerhana Bulan Total

Gerhana bulan total adalah fenomena alam ketika Bulan, Bumi, dan Matahari berada pada satu garis lurus dan bulan berada tepat pada umbra Bumi, sehingga tidak ada sinar Matahari yang dapat dipantulkan ke Bulan. Gerhana bulan total biasa disebut dengan blood moon (bulan darah), karena warna kemerahan. Warna tersebut merupakan akibat dari cahaya Matahari yang terbias oleh atmosfer Bumi dan mencapai permukaan Bulan.

2.      Gerhana Bulan Sebagian

Gerhana bulan sebagian disebut juga sebagai gerhana bulan parsial. Gerhana bulan sebagian terjadi ketika Bumi tidak seluruhnya menghalangi Bulan dari sinar Matahari. Sebagian permukaan Bulan masuk ke daerah penumbra, sehingga Matahari masih bisa menyinari sebagian permukaan Bulan.

 

 

 

 

 

 

 

3.      Gerhana Bulan Penumbra

Gerhana Bulan Penumbra adalah ketika posisi Bulan, Matahari, dan Bumi sejajar. Hal ini akan membuat Bulan hanya akan masuk ke bayangan penumbra Bumi. Akibatnya, saat puncak gerhana terjadi, Bulan akan terlihat lebih redup dari saat purnama.

Gerhana Bulan merupakan fenomena alam yang terjadi ketika sebagian atau keseluruhan penampang Bulan tertutupi oleh bayangan Bumi. Gerhana Bulan terbagi menjadi tiga macam yakni Gerhana Bulan Total, Gerhana Bulan Sebagian, dan Gerhana Bulan Penumbra. Gerhana Bulan Sebagian terjadi ketika Bumi tidak seluruhnya menghalangi Bulan dari sinar Matahari. Sebagian permukaan Bulan berada di daerah penumbra, sehingga masih tersisa sebagian sinar Matahari sampai ke permukaan Bulan.

Sementara itu, Gerhana Bulan Total terjadi ketika seluruh bayangan umbra Bumi jatuh menutupi Bulan, sehingga Matahari, Bumi, dan Bulan dalam satu garis yang sama. Hal ini berbeda dengan Gerhana Bulan Penumbra yang terjadi ketika seluruh bagian bulan terletak di penumbra Bumi. Sehingga gerhana Bulan Penumbra akan mengakibatkan bulan akan tampak menjadi lebih redup dengan warna yang suram.

 

F.   Proses Terjadinya Gerhana Bulan

Proses terjadinya gerhana bulan dimulai ketika Bulan yang bersinar terang tiba-tiba tertutup sedikit demi sedikit oleh bayangan Bumi. Setelah itu lama-kelamaan Bulan yang bulat akan tertutup sebagian  dan semakin lama Bumi akan terlihat menyabit. Setelah bumi menyabit Bulan akan menghilang karena tertutup bayangan Bumi, saat inilah Bulan terlihat seperti menghilang. Kemudian kita akan menyaksikan Bulan kembali muncul dari arah pertama kali Bulan menghilang.

Munculnya Bulan dimulai dari bentuk bulan sabit, kemudian akan terlihat setengah dan lama-kelamaan akan terlihat utuh sehingga tampak bulat seperti semula. Proses gerhana bulan ini lebih lama jika dibandingkan dengan gerhana matahari.

 

 

 

G.  Revolusi dan Rotasi Bulan

1.      Revolusi Bulan Terhadap Bumi

Bulan sebagai satelit alami juga melakukan gerakan revolusi terhadap bumi atau mengelilingi bumi secara penuh. Waktu yang dibutuhkan bulan untuk melakukan gerakan satu kali revolusi taitu 29,5 hari atau satu bulan. Maka dari itu, permukaan bulan selalu sama jika dilihat dari bumi.

Akibatnya, bulan memiliki fase atau kenampakan yang berubah-ubah sesuai dengan cahaya yang diterima. Enggak hanya itu saja, pasang surut air laut juga dapat dipengaruhi oleh adanya gerakan revolusi bulan terhadap bumi.

2.      Rotasi Bulan

Rotasi Bulan Bulan adalah satelit bumi tetapi bulan berotasi seperti planet lainnya di sistem tata surya. Bulan berputar pada orbitnya sehingga kita akan selalu melihat sisi bulan yang sama sesuai dengan fasenya. Rotasi bulan pada orbitnya terjadi sekali selama 27 hari tetapi untuk berganti bulan baru membutuhkan waktu selama 29,5 hari. Bulan berotasi dari barat ke timur. Dilansir dari Space proses ini membuat bulan nampak tak bergerak sama sekali dan selalu berada di tempat yang nyaris sama, peristiwa ini disebut sebagai synchronous rotation. Bagian bulan yang menghadap bumi biasa disebut sebagai sisi dekat atau near side sedangkan bagian bulan yang membelakangi bumu disebut sisi jauh atau far side. Sehingga banyak terdapat dongeng tentang sisi gelap bulan yang tidak terlihat dari Bumi.

 

H.  Pengaruh Rotasi dan Revolusi Bulan Terhadap Bumi

 Seperti halnya gravitasi bulan mempengaruhi gelombang laut di bumi, gravitasi bumi juga mempengaruhi bulan, hal ini menyebabkan adanya gelombang friksi yang memperlambat rotasi bulan. Selain itu juga akibat adanya rotasi dan revolusi bulan juga mengakibatkan adanya pergeseran penanggalan berdasarkan fase bulan. Rotasi dan revolusi bulan juga akan mengakibatkan terjadinya gerhana bulan, hal ini terjadi ketika bula, bumi, dan matahari berada pada satu garis lurus. Peristiwa gerhana bulan biasanya hanya berlangsung dalam hitungan menit karena bulan tidak berhenti berotasi.

1.      Jumlah Hari Setiap Bulan

Sebelumnya sudah dijelaskan bahkan lintasan orbit bulan tidak melingkar, tetapi elips. Hal ini membuat jumlah hari di setiap bulannya berbeda. Terkadang revolusi bulan menyebabkan jumlah tanggal lebih banyak maupun sedikit. Dalam beberapa waktu, bulan bisa berevolusi selama 29,18 atau 29,53 hari. Bahkan bisa hingga 29,93 hari. Oleh karena itu, tanggalan berbasis bulan seperti kalender Hijriah hanya memiliki tanggal hingga 30. Ini terjadi karena sistem perhitungan berdasarkan tampilan bulan yang terlihat dari Bumi akibat revolusinya.

2.      Pasang Surut Air Laut

Akibat revolusi bulan juga mempengaruhi tinggi rendahnya air laut. Dari segi gravitasi, Bumi dan bulan sebenarnya saling menarik dengan gaya gravitasi masing-masing. Revolusi bulan di Bumi akan mengakibatkan terjadinya pasang surut air laut. Fenomena ini terjadi karena bulan menarik permukaan Bumi yang menghadap ke arahnya, sehingga lautan yang berhadapan dengan bulan mengalami pasang.

3.      Perubahan Bentuk Bulan

Anda pastinya sudah mengetahui bahwa bentuk bulan tidak selalu sama. Hal ini ternyata juga merupakan akibat dari adanya revolusi bulan.

Jika mengamatinya secara rutin, maka permukaan bulan yang terlihat dari Bumi mengalami perubahan bentuk, terkadang sabit, separuh lingkaran, atau bahkan purnama penuh. Sesekali juga bulan penuh dapat terjadi bersamaan dengan fenomena supermoon. Karena bulan mengandalkan cahaya Matahari untuk kemudian memantulkannya ke Bumi, maka revolusi bulan sangat berpengaruh terhadap penampakannya.

Sisi bulan yang mendapat pancaran cahaya Matahari akan berubah dari waktu ke waktu. Posisi bulan di antara Bumi dan matahari membuat bulan mendapatkan cahaya di sisi yang tidak menghadap Bumi.

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.  Simpulan

Bulan, Bumi, Matahari dan planet-planet di tata surya merupakan ciptaan Allah SWT. Proses penciptaan Bumi dan langit pun dijelaskan dalam Al-Qur'an. Termasuk tentang Bulan.

Bulan adalah benda langit yang terdekat sekaligus satelit Bumi. Dikatakan sebagai satelit, karena bukan tidak dapat memancarkan cahayanya sendiri melainkan memancarkan cahaya dari Matahari. Bukan hanya Bumi yang berputar mengelilingi Matahari, Bulan juga berputar mengelilingi Bumi.

Selain gerhana Matahari, revolusi bulan juga menyebabkan gerhana bulan. Sama seperti gerhana Matahari, ketika posisi Bumi, Matahari, dan bulan sejajar akan menyebabkan fenomena gerhana bulan terjadi. Bumi yang berada di antara bulan dan Matahari akan menghalangi cahaya Matahari yang bulan pantulkan. Hasilnya, cahaya akan tertutupi dan menghasilkan bayangan bernama umbra. Adapun sisi bulan yang berhasil terpantul bernama penumbra.

Akibat revolusi bulan terhadap Bumi ini dapat menjadi bukti nyata bahwa keduanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

·      https://www.detik.com/jateng/berita/d-6705791/gerhana-bulan-penumbra-pengertian-hingga-dampaknya#:~:text=Dampak%20yang%20ditimbulkan%20dengan%20adanya,memicu%20peningkatan%20kenaikan%20permukaan%20air.

·      https://www.detik.com/jateng/berita/d-6705791/gerhana-bulan-penumbra-pengertian-hingga-dampaknya#:~:text=Dampak%20yang%20ditimbulkan%20dengan%20adanya,memicu%20peningkatan%20kenaikan%20permukaan%20air.

·      https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/13/195943969/rotasi-dan-revolusi-bulan-terhadap-bumi

·      https://bobo.grid.id/read/083524316/bulan-sebagai-satelit-bumi-karakteristik-dan-fakta-menariknya?page=all

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

semoga bermanfaat