Cari Materi

Pengikut

23 September 2024

PERAWATAN BERKALA SISTEM TRANSMISI MANUAL DAN OTOMATIK

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Salah satu komponen penting pada sepeda motor adalah transmisi. Transmisi memiliki tujuan untuk mengubah kecepatan dan tenaga putar dari mesin yang tertuju pada roda belakang, yang nantinya bisa digunakan untuk menggerakkan kendaraan. Pada sepeda motor umumnya terbagi atas dua jenis transmisi, otomatis dan manual. Untuk transmisi manual biasanya terbagi lagi menjadi semi otomatis (tanpa kopling) dan kopling. Transmisi atau gigi transmisi berfungsi untuk mengatur momen atau tenaga mesin sesuai dengan kondisi jalan yang dilalui mesin sepeda motor, momen atau tenaga mesin tersebut selanjutnya diatur dan dibagi tingkat kecepatannya.

Transmisi manual berfungsi untuk meneruskan tenaga dari poros engkol serta mengatur tenaga mesin sesuai tingkat kecepatan. Mengutip dari kompas.com, Kepala Bengkel Honda Bintang Motor Cinere Ribut Wahyudi menyebut perbedaan semi otomatis dan kopling terdapat pada cara kerjanya atau sistem perpindahan gigi.

Sementara semi otomatis, daya yang dihasilkan poros engkol akan diteruskan melalui kopling primer dengan kampas ganda ke kopling sekunder. Terdapat komponen khusus EPBS (External Primary Brake System) yang berguna untuk memperhalus perpindahan gigi dan tidak dilengkapi handle kopling. Hal ini disebabkan secara otomatis memakai kampas ganda (perputaran searah dengan putaran mesin), lalu diteruskan ke mainshaft atau gear depan. Transmisi dengan kopling dan semi otomatis pada dasarnya sama, hanya saja yang membedakan adalah sistem koplingnya. Sedangkan transmisi otomatis, sistem kopling menganut kopling ganda serta roller tipe kering. Sistem kerja pada transmisi ini berdasarkan gerak sentrifugal serta menggerakkan roller meneruskan daya poros engkol dengan van belt yang diteruskan kanvas kopling ganda ke poros roda belakang. Pada sistem transmisi otomatis ini digunakan tekanan minyak transmisi otomatis dan mekanisme gesek untuk mengubah tingkat kecepatan.

B.     Rumusan Masalah

    1. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran PMSM.
    2. Agar siswa siswi SMK Bhakti Praja Dukuhwaru memahami Sistem Tranmisi Pada Sepeda Motor.
    3. Agar siswa siswi SMK Bhakti Praja Dukuhwaru memahami Pengertian Sistem Transmisi.
    4. Agar siswa siswi SMK Bhakti Praja Dukuhwaru memahami Cara Kerja Sistem Transmisi Manual dan Otomatik.
    5. Agar siswa siswi SMK Bhakti Praja Dukuhwaru memahami Komponen Sistem Transmisi Manual.
    6. Agar siswa siswi SMK Bhakti Praja Dukuhwaru memahami Macam – Macam Transmisi.
    7. Agar siswa siswi SMK Bhakti Praja Dukuhwaru memahami Langkah – Langkah Cara Perawatan Transmisi.

 

C.    Tujuan Pembuatan Makalah

    1. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran PMSM
    2. Agar siswa siswi SMK Bhakti Praja Dukuhwaru mengetahui tentang Transmisi Manual dan Otomatik

  

 

 

  

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.      Sistem Tranmisi Pada Sepeda Motor


Perkembangan otomatif dewasa ini telah menghasilkan kendaraan dengan bermacam-macam dari model hingga teknologinya. Ada dua jenis transmisi yang sering digunakan pada sepeda motor, yaitu transmisi manual dan transmisi otomatis. Pada materi berikut ini kita akan membahas mengenai transmisi manual yang meliputi komponen tranmisi manual, jenis tranmisi manual juga cara kerja tranmisi manual.

 

B.       Pengertian Sistem Transmisi

Sistem transmisi adalah rangkaian komponen pada sepeda motor yang berfungsi meneruskan putaran dari poros engkol menuju roda belakang. Sepeda motor dirancang dengan baik agar dapat dikendarai di segala medan, baik tanjakan, turunan, maupun jalan datar. Pastinya tenaga yang dibutuhkan untuk menggerakkan kendaraan akan berbeda tergantung dari kondisi jalan. Transmisi manual ialah tipe transmisi yang banyak digunakan pada kendaraan bermotor (motor dan mobil). Transmisi manual merupakan transmisi kendaraan yang pengoperasiannya dilakukan secara langsung oleh pengemudi. Sistem transmisi manual dan komponen kelengkapanya merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan, ialah sistem yang berfungsi mengatur tingkat kecepatan kendaraan dalam proses pemindahan tenaga dari sumber tenaga (engine) ke bagian roda kendaraan. Komponen utama dari gigi transmisi pada sepeda motor ialah susunan gig-gigi yang berpasangan yang berbentuk sehingga menghasilkan perbandingan gigi-gigi tersebut terpasang. Salah satu pasangan gigi tersebut berada pada poros utama (main shaftlcounter shaf). Jumlah gigi kecepatan yang terpasang pada transmisi tergantung pada model dan kegunaan sepeda motor yang bersangkutan. Pedal pemindah harus diinjak untuk memasukkan gigi

 

C.      Cara Kerja Sistem Transmisi Manual dan Otomatik

v Cara Kerja Sistem Transmisi Manual

Sepeda motor yang bertransmisi manual ini mengharuskan kamu mengatur gigi sendiri sehingga kecepatan motor tergantung dari gigi yang kamu pilih, tetapi motor dengan transmisi manual lebih hemat bahan bakar dan lebih siap digunakan untuk medan jalan menanjak, menurun, ataupun landai. Perawatan sepeda motor yang bertransmisi manual ini juga lebih mudah, jadi lebih hemat dari segi perawatannya. Tetapi ada kekurangan dari jenis motor yang bertransmisi manual ini, yaitu kamu harus mengeluarkan tenaga lebih saat mengganti gigi ketika jalanan macet dan harga jualnya juga cukup rendah.

1.    Cara Kerja Mobil Transmisi Manual

Mobil yang menggunakan transmisi manual menganut prinsip momen yang sederhana. Transmisi manual sendiri bekerja berdasarkan rasio roda gigi. Dengan melakukan pengubahan pada rasio roda gigi pada sistem transmisi, akan membuat mobil mengalami perbedaan output kecepatan. Karena pada dasarnya transmisi adalah penggerak yang terdiri dari berbagai komponen mesin, maka Sobat Carsome perlu memahami dengan baik cara mengatur perpindahan gigi. 

Sebagai contoh, saat Anda mengendarai mobil pada jalan yang menanjak maka dibutuhkan torsi yang lebih besar untuk menahan beban mobil. Untuk mendapatkan torsi yang lebih besar, mobil Anda akan mereduksi kecepatan putar melalui transmisi dengan daya yang sama. Begitu pula sebaliknya, saat kendaraan Anda memerlukan torsi yang lebih rendah maka kecepatan akan ditingkatkan.

 

 

2.    Komponen Transmisi Manual

Pada sistem transmisi manual terdapat berbagai komponen yang bekerja membentuk mekanisme perbandingan gear ratio. Ini dia 13 komponen transmisi manual beserta fungsinya.

    1. Poros Input Transmisi (Transmission Input Salt), bertindak sebagai poros yang bekerja sama dengan kopling untuk memutar gigi di dalam girboks.
    2. Gigi Transmisi (Gear Transmission), berfungsi mengubah input tenaga dari mesin menjadi dari output gaya torsi sesuai dengan yang kebutuhan kendaraan.
    3. Gigi Penyesuaian (Synchcroniser) untuk memindahkan gigi pada saat mesin mobil sedang bekerja.
    4. Garpu Pemindah (Shift Fork), berguna untuk memindahkan gigi pada porosnya, sehingga gigi mudah untuk dipasang atau dipindahkan.
    5. Tuas Penghubung (Shift Linkage) adalah tuas yang menghubungkan antara tuas persneling dengan shift fork.
    6. Tuas Pemindah Persneling (Gear Shift Lever) memungkinkan pengemudi untuk dapat memindahkan gigi transmisi berdasarkan kondisi jalan yang dilewati.
    7. Bak Transmisi (Transmission Case), berguna sebagai dudukan bearing transmisi serta poros-poros. Komponen ini juga digunakan untuk wadah penyimpanan oli transmisi.
    8. Output Shaft, berupa poros yang dapat mentransferkan torsi dari sistem transmisi ke gigi terakhir, sekaligus dudukan persneling
    9. Bantalan (Main Bearing) untuk mengurangi gesekan yang terjadi antara permukaan komponen yang berputar di dalam sistem transmisi.
    10. Counter Gear untuk menghasilkan torsi dari gigi input menuju gigi kecepatan.
    11. Reverse Gear, berfungsi mengubah arah dari putaran output shaft sehingga mobil bisa berjalan mundur.
    12. Hub Slave merupakan pengunci penyesuaian gigi percepatan sehingga output shaft bisa berputar dan berhenti.
    13. Speedometer Gear yakni penggerak kabel untuk mengukur kecepatan mobil yang sedang kamu kendarai.

v Cara Kerja Sistem Transmisi Otomatik




Saat ini motor matik banyak dipilih karena memang banyak pengendara yang merasa motor matik lebih nyaman digunakan. Motor matik ini menggunakan transmisi otomatis, jadi lebih memudahkan kamu karena kamu hanya perlu menarik dan menurunkan tuas gas untuk menjalankan sepeda motor. Sepeda motor yang bertransmisi otomatis ini lebih nyaman dikendarai di jalan raya, terutama saat kondisi jalan raya cukup padat. Tetapi dibalik kemudahannya, motor yang bertransmisi otomatis  ini lebih boros bahan bakar karena perpindahan gigi diatur oleh mesin. Untuk perawatan sendiri juga lebih mahal, karena mesin motor yang bertransmisi otomatis lebih rumit dibanding jenis motor lainnya.

Transmisi otomatis pada motor, menggunakan tipe CVT (Countinously variable transmission) yang artinya transmisi yang memiliki perbandingan bervariasi secara berkelanjutan.

Prinsip kerja transmisi CVT adalah dengan menggunakan dua buah roda gigi yang disatukan dengan sebuah belt. Kita ilustrasikan, roda gigi pada sepeda. Kalau diameter roda gigi kayuhanya itu lebih besar dari pada gigi di roda belakang, maka sekali ayunan roda bisa berputar 2 hingga 3 kali, namun ayunan pedal akan terasa berat.

Sebaliknya, ketika diameter gigi kayuhan lebih kecil maka butuh ayunan pedal lebih banyak agar sepeda bisa berjalan dengan kecepatan sama namun ayunan yang ini terasa sangat ringan.

Pada CVT, juga demikian ada roda gigi yang bertindak sebagai gigi pemutar (drive gear), ada yang bertindak sebagai gigi yang diputar (driven gear) dan sabuk penghubung (V belt). Hanya saja pada CVT, kedua roda gigi memiliki diameter yang bervariasi. Artinya pada kondisi tertentu bisa mengecil dan bisa membesar.

Ketika mesin mati, maka diameter drive gear mengecil dan diameter driven gear membesar. Sehingga ketika mesin hidup, motor bisa langsung berakselerasi karena perbandingan gigi besar. Namun ketika RPM mesin naik, drive gear akan membesar dan driven gear otomatis mengecil sehingga perbandingan gigi semakin berkurang.

 

1.    Komponen Transmisi Otomatis Motor



Ada beberapa komponen yang terdapat pada satu set CVT pada sepeda motor antara lain;

  1. Primary gear, gigi primer berperan sebagai drive gear yang terhubung langsung ke crankshaft.
  2. Weight / Roller pemberat, roller adalah komponen pemberat yang berperan dalam pengubahan diameter drive gear.
  3. Primary gear shaft, poros pada gigi primer berfungsi untuk menghubungkan putaran dari crankshaft mesin ke gigi primer transmisi.
  4. Secondary gear, gigi sekunder merukakan roda gigi yang berperan sebagai driven gear. Lokasinya ada di belakang tepatnya didekat roda belakang.
  5. V Belt, sebuah sabuk karet khusus yang digunakan untuk menghubungkan gigi primer dan sekunder.
  6. Return Spring, pegas spiral yang terletak didalam gigi sekunder. Fungsinya untuk mengembalikan diameter gigi sekunder agar kembali membesar ketika mesin mati.
  7. Secondary gear shaft, poros yang digunakan untuk menghubungkan putaran dari gigi sekunder ke sistem kopling sentrifugal.
  8. Centrifugal clutch disc, adalah mekanisme kopling otomatis yang bekerja menggunakan gaya sentrifugal. Bentuk kampas kopling ini mirip sepatu rem tromol.
  9. Clutch housing, merupakan rumah kopling, apabila kampas kopling bentuknya seperti sepatu rem tromol maka clutch housing berbentuk seperti tromol rem. 

 

D.      Komponen Sistem Transmisi Manual

Transmisi manual pada kendaraan sepeda motor terdiri dari dua komponen utama, yaitu mekanisme pemindah gigi dan gear transmisi.

1.      Mekanisme Pemindah Gigi

Serangkaian komponen transmisi manual yang bertugas untuk mengatur perpindahan gigi transmisi dengan cara menggeser gigi-gigi geser pada gear transmisi dinamakan mekanisme pemindah gigi. Mekanisme pemindah gigi ini digerakkan langsung oleh pengendara dengan cara menginjak pedal pemindah gigi kearah maju ataupun mundur. Komponen pada mekanisme pemindah gigi dapat dilihat pada gambar berikut.

Komponen Mekanisme Pemindah Gigi pada Sepeda Motor

Keterangan gambar

a.    Garpu pemindah gigil shift fork

b.    Pen garpu pemindah gigi

c.    Circlip pen garpu pemindah gigi

d.    Drum gearshift

e.    Pelat bintang pemindah gigi

f.     Pen drum gearshift

g.    Pelat stopper

h.    Pegas pelat stopper

i.      Poros peminah gigi

j.      Lengan pemindah gigi

k.    Pegas

l.      Pegas

2.      Gear Transmisi pada Sepeda Motor

Pada sistem transmisi sepeda motor terdapat beberapa pasang gear yang terpasang berjejer pada dua buah poros transmisi, yaitu poros input transmisi dan poros output transmisi. Jumlah gear pada transmisi manual sepeda motor tergantung dari jumlah kecepatan sepeda motor tersebut, misalnya sepeda motor yang memiliki empat kecepatan maka jumlah gear transmisinya juga empat pasang atau delapan gear transmisi.

 

 

 

E.       Macam – Macam Transmisi

1.    Transmisi Gearbox Manual

Sesuai dengan namanya, transmisi gearbox menggunakan serangkaian roda gigi yang diatur sedemikian rupa sehingga dapat mentransmisikan putaran mesin pada berbagai rasio percepatan. Berbagai desain gearbox manual motor dan mobil telah dikembangkan. Ada 4-percepatan, 5-percepatan, 6-percepatan, dan lain sebagainya. Pemindahan percepatan pada transmisi gearbox manual dilakukan oleh pengendara kendaraan secara manual.

Transmisi gearbox manual memiliki karakteristik pemilihan rasio percepatan yang dipilih dengan jalan “mengunci” posisi roda gigi pada poros output. Pada saat pemindahan rasio dari posisi gigi satu ke yang lainnya, diperlukan komponen lain yaitu kopling yang melepas sementara putaran mesin penggerak ke poros penggerak.

v Prinsip Kerja Transmisi Gearbox

Sistem transmisi gearbox manual masih dibagi ke dalam beberapa tipe berdasarkan prinsip kerjanya. Berikut diantaranya :

1)        Transmisi Gearbox Sekuensial. Perpindahan rasio kecepatan pada sistem transmisi sekuensial terjadi secara berurutan. Sistem ini diadaptasi oleh sepeda-sepeda motor. Pada sepeda motor 4-percepatan misalnya, pemindahan rasionya harus selalu berurutan dari N-1-2-3- dan 4. Dari posisi 1 tidak bisa melompat ke posisi 3, dari 4 tidak bisa lompat ke posisi 2.


Transmisi Manual Sepeda Motor

Tuas persneling sepeda motor bekerja dengan sistem roda gigi searah, yang mengkonversikan gerakan dorongan ke depan dan ke belakang menjadi gerakan berputar. Gerakan putar tersebut menggerakkan sebuah barel selektor yang terdapat tiga atau empat tuas terpasang di sekitar barel tersebut. Tuas barel bergerak berdasarkan posisi putar dari barel. Tuas inilah yang menggerakkan posisi roda gigi sehingga didapatkan putaran keluar poros yang diinginkan.

2)      Transmisi Gearbox non-Sekuensial.

Transmisi jenis ini memungkinkan kita untuk memindahkan posisi roda gigi secara acak atau tidak berurutan. Sistem ini umum diadopsi oleh mobil, truk, dan kendaraan lainnya. Sistem ini memungkinkan kita untuk memilih posisi gigi langsung ke 2 tanpa harus melewati posisi gigi 1.

3)      Transmisi Gearbox Tanpa Sinkronisasi.

Desain sistem transmisi gearbox untuk pertama kali diperkenalkan oleh Louis-René Panhard dan Emile Levassor pada akhir abad ke-19. Mereka sudah mengembangkan sistem transmisi gearbox dengan beberapa roda gigi yang multi-rasio. Pemindahan gigi harus dilakukan pada saat kecepatan putar roda gigi penggerak sama dengan kecepatan putaran roda gigi yang digerakkan. Hal ini dilakukan dengan jalan mengatur besar tekanan pedal akselerasi mesin (pedal gas) sehingga didapatkan RPM yang tepat saat memindah gigi tersebut. Jika RPM tidak tepat, roda gigi tidak akan ter-engage di posisi yang diinginkan.

Sekalipun kendaraan bermotor saat ini sudah umum menggunakan sistem transmisi synchronized, namun sistem transmisi non-synchronized masih banyak digunakan. Sistem ini biasa digunakan pada mesin truk-truk besar, sepeda motor balap, dan juga mobil-mobil balap. Tidak digunakannya sistem transmisi synchronized pada kendaraan-kendaraan balap adalah karena adanya sistem kopling yang lebih rentan terhadap keausan daripada roda gigi yang ada. Alasan lainnya adalah karena secara mekanis desain transmisi non-sinkronisasi lebih stabil (reliable) dan lebih murah. Selain itu pemindahan antar gigi pada sistem non-sinkronisasi lebih cepat dibandingkan pada sistem synchronized, yang menjadi satu poin penting pada setiap balap motor maupun mobil.

4)      Transmisi Gearbox Dengan Sinkronisasi.

Gearbox dengan sinkronisasi terdiri atas dua poros utama yang keduanya terdapat roda gigi-roda gigi yang saling bertemu, sehingga roda gigi penggerak selalu menggerakkan roda gigi yang digerakkan. Namun roda gigi yang digerakkan dapat berputar bebas, atau terkunci dengan porosnya sehingga poros ikut berputar. Sistem pengunci roda gigi mengatur roda gigi mana yang akan digunakan sesuai dengan tuas pemindah yang mengaturnya. Pada sistem ini digunakan sistem kopling yang dapat mengatur putaran poros, sehingga pada saat pemindahan roda gigi dapat berjalan halus.

5)      Transmisi Gearbox Pre-Selektor.

Sesuai dengan namanya, pengendara kendaraan dengan sistem transmisi pre-selektor menentukan rasio roda gigi yang akan digunakan sebelum proses perpindahan gigi pada sistem gearbox terjadi.

 

2.    Transmisi Otomatis 

Transmisi otomatis umumnya digunakan pada sepeda motor jenis scooter (skuter). Transmisi yang digunakan yaitu transmisi otomatis "V“ belt atau yang dikenal dengan CVT (Constantly Variable Transmission). CVT merupakan transmisi otomatis yang menggunakan sabuk untuk memperoleh perbandingan gigi yang bervariasi. 

 


Konstruksi transmisi otomatis tipe CVT

Seperti terlihat pada gambar di atas transmisi CVT terdiri dari; dua buah puli yang dihubungkan oleh sabuk (belt), sebuah kopling sentripugal (6) untuk menghubungkan ke penggerak roda belakang ketika throttle gas di buka (diputar), dan gigi transmisi satu kecepatan untuk mereduksi (mengurangi) putaran. 

Puli penggerak/drive pulley centripugal unit (1) diikatkan ke ujung poros engkol (crankshaft); bertindak sebagai pengatur kecepatan berdasarkan gaya sentripugal. Puli yang digerakkan/driven pulley (5) berputar pada bantalan poros utama (input shaft) transmisi. 

Bagian tengah kopling sentripugal/centripugal clutch (6) diikatkan/ dipasangkan ke puli (5) dan ikut berputar bersama puli tersebut. Drum kopling/ clucth drum (7) berada pada alur poros utama (input shaft) dan akan memutarkan poros tersebut jika mendapat gaya dari kopling. 

Kedua puli masing-masing terpisah menjadi dua bagian, dengan setengah bagiannya dibuat tetap dan setengah bagian lainnya bisa bergeser mendekat atau menjauhi sesuai arah poros. Pada saat mesin tidak berputar, celah puli penggerak (1) berada pada posisi maksimum dan celah puli yang digerakkan (5) berada pada posisi minimum. 

Pada gambar di bawah ini dapat dilihat bahwa pergerakkan puli (2) dikontrol oleh pergerakkan roller (nomor 7). Fungsi roller hampir sama dengan plat penekan pada kopling sentripugal. Ketika putaran mesin naik, roller akan terlempar ke arah luar dan mendorong bagian puli yang bisa bergeser mendekati puli yang diam, sehingga celah pulinya akan menyempit. 



Posisi dan cara kerja puli

Ketika celah puli mendekat, maka akan mendorong sabuk ke arah luar. Hal ini akan membuat puli (2) tersebut berputar dengan diameter yang lebih besar. Setelah sabuk tidak dapat diregangkan kembali, maka sabuk akan meneruskan putaran dari puli (2) ke puli yang digerakkan (5). 

Jika gaya dari puli (2) mendorong sabuk ke arah luar lebih besar dibandingkan dengan tekanan pegas yang menahan puli yang digerakkan (5), maka puli (5) akan tertekan melawan pegas, sehingga sabuk akan berputar dengan diameter yang lebih kecil. 

Kecepatan sepeda motor saat ini sama seperti pada gigi tinggi untuk transmisi manual (lihat ilustrasi bagian C). Jika kecepatan mesin menurun, roller puli penggerak (7) akan bergeser ke bawah lagi dan menyebabkan bagian puli penggerak yang bisa bergeser merenggang. 

Secara bersamaan tekanan pegas di pada puli (5) akan mendorong bagian puli yang bisa digeser dari puli tersebut, sehingga sabuk berputar dengan diameter yang lebih besar pada bagain belakang dan diameter yang lebih kecil pada bagain depan. Kecepatan sepeda motor saat ini sama seperti pada gigi rendah untuk transmisi manual (lihat ilustrasi bagian A).  

 

F.       Langkah – Langkah Cara Perawatan Transmisi

Berikut tiga cara yang dapat dilakukan dalam melakukan perawatan atau pemeliharaan transmisi motor:

1.    Pertama, lakukan pemeriksaan kebebasan gerakan tongkat pemindah. Kebebasan yang berlebihan disebabkan oleh aus nya baut-baut pada setiap sambungan, kerusakan pada bushi sambungan, atau  penyetelan nya yang tidak sama. Secara visual atau pengamatan langsung permasalahan ini dapat diatasi.

2.    Kedua, memeriksa pelumas pada transmisi. Pelumasan pada transmisi sangat diperlukan, mengingat transmisi terdiri atas banyak nya komponen yang saling bersentuhan  satu sama lainnya. Pelumasan diperlukan untuk menghindari terjadi nya panas yang berlebih yang mengakibatkan keausan pada baut-baut sebagai akibat kontak langsung antar logam komponen transmisi. Transmisi biasanya  menggunakan minyak pelumas dengan  kekentalan antara SAE 80 atau SAE 90, setiap 1500 km atau perlu dikontrol untuk mengenai jumlahnya.

3.    Ketiga yaitu pemeriksaan terhadap gejala-gejala kerusakan. Pemeriksaan ini berkaitan dengan kinerja sebuah transmisi, yaitu apakah sebuah transmisi dapat melakukan fungsi dengan baik atau transmisi tersebut mengalami kerusakan.  Untuk melakukan pemeriksaan ketiga ini, berarti kendaraan harus menjalankan atau biasanya disebut dengan tes jalan.

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

3.1    Kesimpulan

1.    Cara kerja sistem transmisi otomatis, jika mesin berputar pada putaran rendah, daya putar dari poros engkol diteruskan ke pulley primary => drive belt => pulley secondary => kopling sentrifugal. Putaran menengah roller pada pulley primary mulai bergerak keluar karena gaya sentrifugal menekan movable drive face. Pada saat putaran tinggi,  maka gaya pusat keluar dari roller semakin bertambah. Sehingga semakin menekan drive belt dan diameter pulley primary membesar, diameter pulley secondary semakin mengecil.

2.    Troubleshooting pada CVT terjadi saat mesin hidup tapi sekuter tidak bergerak. Beberapa penyebab CVT tidak bekerja di antaranya drive belt aus, ramp plate rusak, sepatu kopling aus atau rusak, dan pegas driven face patah. Sementara jika mesin mogok atau skuter bergerak dengan perlahan penyebabnya drive belt aus, pegas driven face lemah, weight rollers aus, permukaan pulley tercemar kerak.

 

3.2    Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis berharap pembaca dapat mengerti tentang komponen, cara kerja, dan troubleshooting sistem transmisi otomatis pada sepeda motor Honda Beat PGM-FI 2014, dan penulis memberi saran sebagai berikut:

1.    Diharapkan      pembaca          memahami       komponen,      cara      kerja,   dan troubleshooting sistem transmisi otomatis pada sepeda motor sebelum  akhirnya bisa melakukan analisis masalah dan perbaikan  pada  sistem  transmisi  otomatis  sepeda  motor.

2.    Apabila ingin melakukan pembongkaran komponen CVT sebaiknya didampingi oleh ahlinya.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

semoga bermanfaat