BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Salah
satu komponen penting pada sepeda motor adalah transmisi. Transmisi memiliki
tujuan untuk mengubah kecepatan dan tenaga putar dari mesin yang tertuju pada
roda belakang, yang nantinya bisa digunakan untuk menggerakkan kendaraan. Pada
sepeda motor umumnya terbagi atas dua jenis transmisi, otomatis dan manual.
Untuk transmisi manual biasanya terbagi lagi menjadi semi otomatis (tanpa
kopling) dan kopling. Transmisi atau gigi transmisi berfungsi untuk mengatur
momen atau tenaga mesin sesuai dengan kondisi jalan yang dilalui mesin sepeda
motor, momen atau tenaga mesin tersebut selanjutnya diatur dan dibagi tingkat
kecepatannya.
Transmisi
manual berfungsi untuk meneruskan tenaga dari poros engkol serta mengatur
tenaga mesin sesuai tingkat kecepatan. Mengutip dari kompas.com, Kepala
Bengkel Honda Bintang Motor Cinere Ribut Wahyudi menyebut perbedaan semi
otomatis dan kopling terdapat pada cara kerjanya atau sistem perpindahan gigi.
Sementara
semi otomatis, daya yang dihasilkan poros engkol akan diteruskan melalui
kopling primer dengan kampas ganda ke kopling sekunder. Terdapat komponen
khusus EPBS (External Primary Brake System) yang berguna untuk memperhalus
perpindahan gigi dan tidak dilengkapi handle kopling. Hal ini disebabkan secara
otomatis memakai kampas ganda (perputaran searah dengan putaran mesin), lalu
diteruskan ke mainshaft atau gear depan. Transmisi dengan kopling dan semi
otomatis pada dasarnya sama, hanya saja yang membedakan adalah sistem
koplingnya. Sedangkan transmisi otomatis, sistem kopling menganut kopling ganda
serta roller tipe kering. Sistem kerja pada transmisi ini berdasarkan gerak
sentrifugal serta menggerakkan roller meneruskan daya poros engkol dengan van
belt yang diteruskan kanvas kopling ganda ke poros roda belakang. Pada sistem
transmisi otomatis ini digunakan tekanan minyak transmisi otomatis dan
mekanisme gesek untuk mengubah tingkat kecepatan.
B.
Rumusan
Masalah
- Untuk memenuhi tugas mata pelajaran PMSM.
- Agar siswa siswi SMK Bhakti Praja Dukuhwaru memahami Sistem Tranmisi Pada Sepeda Motor.
- Agar siswa siswi SMK Bhakti Praja Dukuhwaru memahami Pengertian Sistem Transmisi.
- Agar siswa siswi SMK Bhakti Praja Dukuhwaru memahami Cara Kerja Sistem Transmisi Manual dan Otomatik.
- Agar siswa siswi SMK Bhakti Praja Dukuhwaru memahami Komponen Sistem Transmisi Manual.
- Agar siswa siswi SMK Bhakti Praja Dukuhwaru memahami Macam – Macam Transmisi.
- Agar siswa siswi SMK Bhakti Praja Dukuhwaru memahami Langkah – Langkah Cara Perawatan Transmisi.
C.
Tujuan
Pembuatan Makalah
- Untuk memenuhi tugas mata pelajaran PMSM
- Agar siswa siswi SMK Bhakti Praja Dukuhwaru mengetahui tentang Transmisi Manual dan Otomatik
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Sistem Tranmisi Pada Sepeda Motor
Perkembangan otomatif dewasa ini telah menghasilkan
kendaraan dengan bermacam-macam dari model hingga teknologinya. Ada dua jenis
transmisi yang sering digunakan pada sepeda motor, yaitu transmisi manual dan
transmisi otomatis. Pada materi berikut ini kita akan membahas mengenai
transmisi manual yang meliputi komponen tranmisi manual, jenis tranmisi manual
juga cara kerja tranmisi manual.
B.
Pengertian
Sistem Transmisi
Sistem transmisi adalah rangkaian komponen pada sepeda motor
yang berfungsi meneruskan putaran dari poros engkol menuju roda belakang.
Sepeda motor dirancang dengan baik agar dapat dikendarai di segala medan, baik
tanjakan, turunan, maupun jalan datar. Pastinya tenaga yang dibutuhkan untuk
menggerakkan kendaraan akan berbeda tergantung dari kondisi jalan. Transmisi
manual ialah tipe transmisi yang banyak digunakan pada kendaraan bermotor
(motor dan mobil). Transmisi manual merupakan transmisi kendaraan yang
pengoperasiannya dilakukan secara langsung oleh pengemudi. Sistem transmisi
manual dan komponen kelengkapanya merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga
dari sebuah kendaraan, ialah sistem yang berfungsi mengatur tingkat kecepatan
kendaraan dalam proses pemindahan tenaga dari sumber tenaga (engine) ke bagian
roda kendaraan. Komponen utama dari gigi transmisi pada sepeda motor ialah
susunan gig-gigi yang berpasangan yang berbentuk sehingga menghasilkan
perbandingan gigi-gigi tersebut terpasang. Salah satu pasangan gigi tersebut
berada pada poros utama (main shaftlcounter shaf). Jumlah gigi kecepatan yang
terpasang pada transmisi tergantung pada model dan kegunaan sepeda motor yang
bersangkutan. Pedal pemindah harus diinjak untuk memasukkan gigi
C.
Cara Kerja Sistem Transmisi Manual dan Otomatik
v Cara
Kerja Sistem Transmisi Manual
Sepeda
motor yang bertransmisi manual ini mengharuskan kamu mengatur gigi sendiri
sehingga kecepatan motor tergantung dari gigi yang kamu pilih, tetapi motor
dengan transmisi manual lebih hemat bahan bakar dan lebih siap
digunakan untuk medan jalan menanjak, menurun, ataupun landai. Perawatan sepeda
motor yang bertransmisi manual ini juga lebih mudah, jadi lebih hemat dari segi
perawatannya. Tetapi ada kekurangan dari jenis motor yang bertransmisi manual
ini, yaitu kamu harus mengeluarkan tenaga lebih saat mengganti gigi ketika
jalanan macet dan harga jualnya juga cukup rendah.
1. Cara
Kerja Mobil Transmisi Manual
Mobil yang menggunakan transmisi manual menganut prinsip
momen yang sederhana. Transmisi manual sendiri bekerja berdasarkan rasio roda
gigi. Dengan melakukan pengubahan pada rasio roda gigi pada sistem transmisi,
akan membuat mobil mengalami perbedaan output kecepatan. Karena pada dasarnya
transmisi adalah penggerak yang terdiri dari berbagai komponen mesin, maka
Sobat Carsome perlu memahami dengan baik cara mengatur perpindahan gigi.
Sebagai contoh, saat Anda mengendarai mobil pada jalan yang
menanjak maka dibutuhkan torsi yang lebih besar untuk menahan beban mobil.
Untuk mendapatkan torsi yang lebih besar, mobil Anda akan mereduksi kecepatan
putar melalui transmisi dengan daya yang sama. Begitu pula sebaliknya, saat
kendaraan Anda memerlukan torsi yang lebih rendah maka kecepatan akan
ditingkatkan.
2. Komponen
Transmisi Manual
Pada sistem transmisi manual terdapat berbagai komponen yang
bekerja membentuk mekanisme perbandingan gear ratio. Ini dia 13 komponen
transmisi manual beserta fungsinya.
- Poros Input Transmisi (Transmission Input Salt), bertindak sebagai poros yang bekerja sama dengan kopling untuk memutar gigi di dalam girboks.
- Gigi Transmisi (Gear Transmission), berfungsi mengubah input tenaga dari mesin menjadi dari output gaya torsi sesuai dengan yang kebutuhan kendaraan.
- Gigi Penyesuaian (Synchcroniser) untuk memindahkan gigi pada saat mesin mobil sedang bekerja.
- Garpu Pemindah (Shift Fork), berguna untuk memindahkan gigi pada porosnya, sehingga gigi mudah untuk dipasang atau dipindahkan.
- Tuas Penghubung (Shift Linkage) adalah tuas yang menghubungkan antara tuas persneling dengan shift fork.
- Tuas Pemindah Persneling (Gear Shift Lever) memungkinkan pengemudi untuk dapat memindahkan gigi transmisi berdasarkan kondisi jalan yang dilewati.
- Bak Transmisi (Transmission Case), berguna sebagai dudukan bearing transmisi serta poros-poros. Komponen ini juga digunakan untuk wadah penyimpanan oli transmisi.
- Output Shaft, berupa poros yang dapat mentransferkan torsi dari sistem transmisi ke gigi terakhir, sekaligus dudukan persneling
- Bantalan (Main Bearing) untuk mengurangi gesekan yang terjadi antara permukaan komponen yang berputar di dalam sistem transmisi.
- Counter Gear untuk menghasilkan torsi dari gigi input menuju gigi kecepatan.
- Reverse Gear, berfungsi mengubah arah dari putaran output shaft sehingga mobil bisa berjalan mundur.
- Hub Slave merupakan pengunci penyesuaian gigi percepatan sehingga output shaft bisa berputar dan berhenti.
- Speedometer Gear yakni penggerak kabel untuk mengukur kecepatan mobil yang sedang kamu kendarai.
v Cara
Kerja Sistem Transmisi Otomatik
Saat
ini motor matik banyak dipilih karena memang banyak pengendara yang merasa
motor matik lebih nyaman digunakan. Motor matik ini menggunakan transmisi
otomatis, jadi lebih memudahkan kamu karena kamu hanya perlu menarik dan
menurunkan tuas gas untuk menjalankan sepeda motor. Sepeda motor yang
bertransmisi otomatis ini lebih nyaman dikendarai di jalan raya, terutama saat
kondisi jalan raya cukup padat. Tetapi dibalik kemudahannya, motor yang
bertransmisi otomatis ini lebih boros bahan bakar karena perpindahan gigi
diatur oleh mesin. Untuk perawatan sendiri juga lebih mahal, karena mesin motor
yang bertransmisi otomatis lebih rumit dibanding jenis motor lainnya.
Transmisi otomatis pada motor, menggunakan tipe CVT
(Countinously variable transmission) yang artinya transmisi yang memiliki
perbandingan bervariasi secara berkelanjutan.
Prinsip kerja transmisi CVT adalah dengan menggunakan dua
buah roda gigi yang disatukan dengan sebuah belt. Kita ilustrasikan, roda gigi
pada sepeda. Kalau diameter roda gigi kayuhanya itu lebih besar dari pada gigi
di roda belakang, maka sekali ayunan roda bisa berputar 2 hingga 3 kali, namun
ayunan pedal akan terasa berat.
Sebaliknya, ketika diameter gigi kayuhan lebih kecil maka
butuh ayunan pedal lebih banyak agar sepeda bisa berjalan dengan kecepatan sama
namun ayunan yang ini terasa sangat ringan.
Pada CVT, juga demikian ada roda gigi yang bertindak sebagai
gigi pemutar (drive gear), ada yang bertindak sebagai gigi yang diputar (driven
gear) dan sabuk penghubung (V belt). Hanya saja pada CVT, kedua roda gigi
memiliki diameter yang bervariasi. Artinya pada kondisi tertentu bisa mengecil
dan bisa membesar.
Ketika mesin mati, maka diameter drive gear mengecil dan
diameter driven gear membesar. Sehingga ketika mesin hidup, motor bisa langsung
berakselerasi karena perbandingan gigi besar. Namun ketika RPM mesin naik,
drive gear akan membesar dan driven gear otomatis mengecil sehingga
perbandingan gigi semakin berkurang.
1. Komponen Transmisi Otomatis Motor
Ada beberapa komponen yang terdapat
pada satu set CVT pada sepeda motor antara lain;
- Primary gear, gigi primer berperan sebagai drive gear yang terhubung langsung ke crankshaft.
- Weight / Roller pemberat, roller adalah komponen pemberat yang berperan dalam pengubahan diameter drive gear.
- Primary gear shaft, poros pada gigi primer berfungsi untuk menghubungkan putaran dari crankshaft mesin ke gigi primer transmisi.
- Secondary gear, gigi sekunder merukakan roda gigi yang berperan sebagai driven gear. Lokasinya ada di belakang tepatnya didekat roda belakang.
- V Belt, sebuah sabuk karet khusus yang digunakan untuk menghubungkan gigi primer dan sekunder.
- Return Spring, pegas spiral yang terletak didalam gigi sekunder. Fungsinya untuk mengembalikan diameter gigi sekunder agar kembali membesar ketika mesin mati.
- Secondary gear shaft, poros yang digunakan untuk menghubungkan putaran dari gigi sekunder ke sistem kopling sentrifugal.
- Centrifugal clutch disc, adalah mekanisme kopling otomatis yang bekerja menggunakan gaya sentrifugal. Bentuk kampas kopling ini mirip sepatu rem tromol.
- Clutch housing, merupakan rumah kopling, apabila kampas kopling bentuknya seperti sepatu rem tromol maka clutch housing berbentuk seperti tromol rem.
D.
Komponen
Sistem Transmisi Manual
Transmisi
manual pada kendaraan sepeda motor terdiri dari dua komponen utama, yaitu
mekanisme pemindah gigi dan gear transmisi.
1.
Mekanisme
Pemindah Gigi
Serangkaian komponen transmisi manual yang bertugas untuk
mengatur perpindahan gigi transmisi dengan cara menggeser gigi-gigi geser pada
gear transmisi dinamakan mekanisme pemindah gigi. Mekanisme pemindah gigi ini
digerakkan langsung oleh pengendara dengan cara menginjak pedal pemindah gigi
kearah maju ataupun mundur. Komponen pada mekanisme pemindah gigi dapat dilihat
pada gambar berikut.
Komponen Mekanisme Pemindah Gigi
pada Sepeda Motor
Keterangan gambar
a.
Garpu
pemindah gigil shift fork
b.
Pen
garpu pemindah gigi
c.
Circlip
pen garpu pemindah gigi
d.
Drum
gearshift
e.
Pelat
bintang pemindah gigi
f.
Pen
drum gearshift
g.
Pelat
stopper
h.
Pegas
pelat stopper
i.
Poros
peminah gigi
j.
Lengan
pemindah gigi
k.
Pegas
l.
Pegas
2.
Gear
Transmisi pada Sepeda Motor
Pada sistem transmisi sepeda motor terdapat beberapa pasang
gear yang terpasang berjejer pada dua buah poros transmisi, yaitu poros input
transmisi dan poros output transmisi. Jumlah gear pada transmisi manual sepeda
motor tergantung dari jumlah kecepatan sepeda motor tersebut, misalnya sepeda
motor yang memiliki empat kecepatan maka jumlah gear transmisinya juga empat
pasang atau delapan gear transmisi.
E.
Macam – Macam Transmisi
1. Transmisi Gearbox Manual
Sesuai dengan namanya, transmisi gearbox menggunakan
serangkaian roda gigi yang diatur sedemikian rupa sehingga dapat
mentransmisikan putaran mesin pada berbagai rasio percepatan. Berbagai desain
gearbox manual motor dan mobil telah dikembangkan. Ada 4-percepatan,
5-percepatan, 6-percepatan, dan lain sebagainya. Pemindahan percepatan pada
transmisi gearbox manual dilakukan oleh pengendara kendaraan secara manual.
Transmisi gearbox manual memiliki karakteristik pemilihan
rasio percepatan yang dipilih dengan jalan “mengunci” posisi roda gigi pada
poros output. Pada saat pemindahan rasio dari posisi gigi satu ke yang lainnya,
diperlukan komponen lain yaitu kopling yang melepas sementara putaran mesin
penggerak ke poros penggerak.
v Prinsip
Kerja Transmisi Gearbox
Sistem transmisi gearbox manual
masih dibagi ke dalam beberapa tipe berdasarkan prinsip kerjanya. Berikut
diantaranya :
1)
Transmisi Gearbox Sekuensial. Perpindahan rasio kecepatan pada
sistem transmisi sekuensial terjadi secara berurutan. Sistem ini diadaptasi
oleh sepeda-sepeda motor. Pada sepeda motor 4-percepatan misalnya, pemindahan
rasionya harus selalu berurutan dari N-1-2-3- dan 4. Dari posisi 1 tidak bisa
melompat ke posisi 3, dari 4 tidak bisa lompat ke posisi 2.
Transmisi
Manual Sepeda Motor
Tuas persneling sepeda motor bekerja dengan sistem roda gigi
searah, yang mengkonversikan gerakan dorongan ke depan dan ke belakang menjadi
gerakan berputar. Gerakan putar tersebut menggerakkan sebuah barel selektor
yang terdapat tiga atau empat tuas terpasang di sekitar barel tersebut. Tuas
barel bergerak berdasarkan posisi putar dari barel. Tuas inilah yang
menggerakkan posisi roda gigi sehingga didapatkan putaran keluar poros yang
diinginkan.
2)
Transmisi Gearbox non-Sekuensial.
Transmisi jenis ini memungkinkan
kita untuk memindahkan posisi roda gigi secara acak atau tidak berurutan.
Sistem ini umum diadopsi oleh mobil, truk, dan kendaraan lainnya. Sistem ini
memungkinkan kita untuk memilih posisi gigi langsung ke 2 tanpa harus melewati
posisi gigi 1.
3)
Transmisi Gearbox Tanpa Sinkronisasi.
Desain sistem transmisi gearbox
untuk pertama kali diperkenalkan oleh Louis-René Panhard dan Emile Levassor
pada akhir abad ke-19. Mereka sudah mengembangkan sistem transmisi gearbox
dengan beberapa roda gigi yang multi-rasio. Pemindahan gigi harus dilakukan
pada saat kecepatan putar roda gigi penggerak sama dengan kecepatan putaran
roda gigi yang digerakkan. Hal ini dilakukan dengan jalan mengatur besar
tekanan pedal akselerasi mesin (pedal gas) sehingga didapatkan RPM yang tepat
saat memindah gigi tersebut. Jika RPM tidak tepat, roda gigi tidak akan ter-engage di
posisi yang diinginkan.
Sekalipun kendaraan bermotor saat ini
sudah umum menggunakan sistem transmisi synchronized, namun sistem
transmisi non-synchronized masih banyak digunakan. Sistem ini biasa
digunakan pada mesin truk-truk besar, sepeda motor balap, dan juga mobil-mobil
balap. Tidak digunakannya sistem transmisi synchronized pada
kendaraan-kendaraan balap adalah karena adanya sistem kopling yang lebih rentan
terhadap keausan daripada roda gigi yang ada. Alasan lainnya adalah karena
secara mekanis desain transmisi non-sinkronisasi lebih stabil (reliable)
dan lebih murah. Selain itu pemindahan antar gigi pada sistem non-sinkronisasi
lebih cepat dibandingkan pada sistem synchronized, yang menjadi
satu poin penting pada setiap balap motor maupun mobil.
4)
Transmisi Gearbox Dengan Sinkronisasi.
Gearbox dengan sinkronisasi terdiri
atas dua poros utama yang keduanya terdapat roda gigi-roda gigi yang saling
bertemu, sehingga roda gigi penggerak selalu menggerakkan roda gigi yang
digerakkan. Namun roda gigi yang digerakkan dapat berputar bebas, atau terkunci
dengan porosnya sehingga poros ikut berputar. Sistem pengunci roda gigi
mengatur roda gigi mana yang akan digunakan sesuai dengan tuas pemindah yang
mengaturnya. Pada sistem ini digunakan sistem kopling yang dapat mengatur
putaran poros, sehingga pada saat pemindahan roda gigi dapat berjalan halus.
5)
Transmisi Gearbox Pre-Selektor.
Sesuai dengan namanya, pengendara
kendaraan dengan sistem transmisi pre-selektor menentukan rasio roda gigi yang
akan digunakan sebelum proses perpindahan gigi pada sistem gearbox terjadi.
2.
Transmisi
Otomatis
Transmisi otomatis umumnya digunakan pada sepeda motor jenis
scooter (skuter). Transmisi yang digunakan yaitu transmisi otomatis "V“
belt atau yang dikenal dengan CVT (Constantly Variable Transmission). CVT
merupakan transmisi otomatis yang menggunakan sabuk untuk memperoleh perbandingan
gigi yang bervariasi.
Seperti
terlihat pada gambar di atas transmisi CVT terdiri dari; dua buah puli yang
dihubungkan oleh sabuk (belt), sebuah kopling sentripugal (6) untuk
menghubungkan ke penggerak roda belakang ketika throttle gas di buka (diputar),
dan gigi transmisi satu kecepatan untuk mereduksi (mengurangi) putaran.
Puli
penggerak/drive pulley centripugal unit (1) diikatkan ke ujung poros engkol
(crankshaft); bertindak sebagai pengatur kecepatan berdasarkan gaya
sentripugal. Puli yang digerakkan/driven pulley (5) berputar pada bantalan
poros utama (input shaft) transmisi.
Bagian
tengah kopling sentripugal/centripugal clutch (6) diikatkan/ dipasangkan ke
puli (5) dan ikut berputar bersama puli tersebut. Drum kopling/ clucth drum (7)
berada pada alur poros utama (input shaft) dan akan memutarkan poros tersebut
jika mendapat gaya dari kopling.
Kedua
puli masing-masing terpisah menjadi dua bagian, dengan setengah bagiannya
dibuat tetap dan setengah bagian lainnya bisa bergeser mendekat atau menjauhi
sesuai arah poros. Pada saat mesin tidak berputar, celah puli penggerak (1)
berada pada posisi maksimum dan celah puli yang digerakkan (5) berada pada
posisi minimum.
Pada
gambar di bawah ini dapat dilihat bahwa pergerakkan puli (2) dikontrol oleh
pergerakkan roller (nomor 7). Fungsi roller hampir sama dengan plat penekan
pada kopling sentripugal. Ketika putaran mesin naik, roller akan terlempar ke
arah luar dan mendorong bagian puli yang bisa bergeser mendekati puli yang
diam, sehingga celah pulinya akan menyempit.
Ketika celah puli mendekat, maka
akan mendorong sabuk ke arah luar. Hal ini akan membuat puli (2) tersebut
berputar dengan diameter yang lebih besar. Setelah sabuk tidak dapat
diregangkan kembali, maka sabuk akan meneruskan putaran dari puli (2) ke puli
yang digerakkan (5).
Jika gaya dari puli (2) mendorong
sabuk ke arah luar lebih besar dibandingkan dengan tekanan pegas yang menahan
puli yang digerakkan (5), maka puli (5) akan tertekan melawan pegas, sehingga
sabuk akan berputar dengan diameter yang lebih kecil.
Kecepatan sepeda motor saat ini sama
seperti pada gigi tinggi untuk transmisi manual (lihat ilustrasi bagian C).
Jika kecepatan mesin menurun, roller puli penggerak (7) akan bergeser ke bawah
lagi dan menyebabkan bagian puli penggerak yang bisa bergeser merenggang.
Secara bersamaan tekanan pegas di
pada puli (5) akan mendorong bagian puli yang bisa digeser dari puli tersebut,
sehingga sabuk berputar dengan diameter yang lebih besar pada bagain belakang
dan diameter yang lebih kecil pada bagain depan. Kecepatan sepeda motor saat
ini sama seperti pada gigi rendah untuk transmisi manual (lihat ilustrasi
bagian A).
F.
Langkah – Langkah Cara Perawatan Transmisi
Berikut tiga cara yang dapat
dilakukan dalam melakukan perawatan atau pemeliharaan transmisi motor:
1. Pertama,
lakukan pemeriksaan kebebasan gerakan tongkat pemindah. Kebebasan yang
berlebihan disebabkan oleh aus nya baut-baut pada setiap sambungan, kerusakan
pada bushi sambungan, atau penyetelan nya yang tidak sama. Secara visual
atau pengamatan langsung permasalahan ini dapat diatasi.
2. Kedua,
memeriksa pelumas pada transmisi. Pelumasan pada transmisi sangat diperlukan,
mengingat transmisi terdiri atas banyak nya komponen yang saling
bersentuhan satu sama lainnya. Pelumasan diperlukan untuk menghindari
terjadi nya panas yang berlebih yang mengakibatkan keausan pada baut-baut
sebagai akibat kontak langsung antar logam komponen transmisi. Transmisi biasanya
menggunakan minyak pelumas dengan kekentalan antara SAE 80 atau SAE
90, setiap 1500 km atau perlu dikontrol untuk mengenai jumlahnya.
3. Ketiga
yaitu pemeriksaan terhadap gejala-gejala kerusakan. Pemeriksaan ini berkaitan
dengan kinerja sebuah transmisi, yaitu apakah sebuah transmisi dapat melakukan
fungsi dengan baik atau transmisi tersebut mengalami kerusakan. Untuk
melakukan pemeriksaan ketiga ini, berarti kendaraan harus menjalankan atau
biasanya disebut dengan tes jalan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1. Cara kerja sistem transmisi
otomatis, jika mesin berputar pada putaran rendah, daya putar dari poros engkol
diteruskan ke pulley primary => drive belt => pulley
secondary => kopling sentrifugal. Putaran menengah roller pada pulley
primary mulai bergerak keluar karena gaya sentrifugal menekan movable
drive face. Pada saat putaran tinggi,
maka gaya pusat keluar dari roller semakin bertambah. Sehingga
semakin menekan drive belt dan diameter pulley primary membesar,
diameter pulley secondary semakin mengecil.
2. Troubleshooting pada CVT terjadi saat mesin hidup
tapi sekuter tidak bergerak. Beberapa penyebab CVT tidak bekerja di antaranya drive
belt aus, ramp plate rusak, sepatu kopling aus atau rusak, dan pegas
driven face patah. Sementara jika mesin mogok atau skuter bergerak
dengan perlahan penyebabnya drive belt aus, pegas driven face lemah,
weight rollers aus, permukaan pulley tercemar kerak.
3.2
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis berharap pembaca
dapat mengerti tentang komponen, cara kerja, dan troubleshooting sistem
transmisi otomatis pada sepeda motor Honda Beat PGM-FI 2014, dan penulis
memberi saran sebagai berikut:
1. Diharapkan pembaca memahami komponen, cara kerja, dan
troubleshooting sistem transmisi otomatis pada sepeda motor sebelum akhirnya bisa melakukan analisis masalah dan
perbaikan pada sistem
transmisi otomatis sepeda
motor.
2. Apabila ingin melakukan pembongkaran
komponen CVT sebaiknya didampingi oleh ahlinya.
DAFTAR PUSTAKA
- https://www.carsome.id/news/item/pengertian_transmisi
- https://www.autoexpose.org/2018/01/komponen-transmisi-manual-motor.html
- https://artikel-teknologi.com/macam-macam-sistem-transmisi-kendaraan-bermotor-part-1/
- https://lancangkuning.com/post/35004/cara-perawatan-transmisi-manual-motor.html
- https://www.siswaotomotif.com/2022/01/transmisi-gear-box-pada-sepeda-motor.html
- ttps://motomazine.com/2022/08/13/tips-merawat-transmisi-manual-sepeda-motor/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
semoga bermanfaat