Cari Materi

Pengikut

20 Oktober 2024

KEBERAGAMAN BAHASA JAWA DAN SUNDA

 


BAB I

PENDAHULUAN


 

A.  Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan suatu bangsa. Di Indonesia, terdapat lebih dari 700 bahasa daerah yang tersebar di seluruh kepulauan. Keragaman bahasa ini menjadi salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Namun, di sisi lain, keragaman bahasa juga dapat menjadi sebuah tantangan dan bahkan ancaman bagi persatuan dan kesatuan bangsa.

Salah satu kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia adalah keragaman budaya dan bahasa. Setiap daerah memiliki bahasa dan dialek yang berbeda-beda, serta kaya akan kosakata dan ungkapan khas. Hal ini mencerminkan keanekaragaman Indonesia sebagai negara kepulauan dengan beragam suku dan adat istiadat. Keragaman bahasa juga menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan yang ingin mengeksplorasi keindahan budaya Indonesia.1

Bahasa Jawa adalah salah satu dari ratusan bahasa daerah di Indonesia. Biasanya digunakan oleh masyarakat di Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, dan sebagian Jawa Barat. Mayoritas masyarakat yang menggunakan bahasa Jawa adalah daerah Jawa Timur. Begitu pula dengan Jawa Tengah, namun Jawa Tengah sebagian menggunakan bahasa Sunda .

Bahasa Sunda adalah bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat di wilayah Jawa Barat, Indonesia. Sama seperti Bahasa Jawa, Bahasa Sunda juga memiliki sejarah dan khasanah budaya yang kaya. Bahasa Sunda bukan hanya di Jawa Barat saja. Salah satunya pada daerah Lampung. Pada daerah Lampung juga sebagian menggunakan bahasa Sunda.

 

B.  Rumusan Masalah

1.  Bagaimana keragaman bahasa Jawa dan Sunda

2.  Bagaimana perkembangan bahasa Jawa dan Sunda

3.  Faktor penyebab lunturnya bahasa Jawa dan Sunda

4.  Bagaimana Cara Mengatasi Lunturnya Keragaman Bahasa


C.  Tujuan Masalah

  1. Mengetahui keberagaman bahasa Jawa dan Sunda supaya tetap mengenal akan kebudayaan bahasa Indonesia .
  2. Mengetahui bagaimana perkembangan bahasa Jawa dan Sunda dari zaman dahulu hingga sekarang .
  3. Mengetahui sebab akibat bahasa Jawa dan Sunda luntur pada masa sekarang.
  4. Supaya semakin memperkuat kembali akan bahasa daerah yang telah luntur.

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.      Bagaimana Keberagaman Bahasa Jawa dan Sunda

Keberagaman bahasa merupakan salah satu bentuk kekayaan budaya bangsa yang bernilai tinggi. Berbagai bahasa daerah yang masih kerap digunakan dalam percakapan sehari-hari menyertai penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa tuturan utama. Hal ini mengakibatkan masyarakat Indonesia didominasi oleh penutur dwibahasa atau multibahasa. Namun, keberagaman dalam penggunaan bahasa ini terkadang dapat memunculkan perbedaan persepsi di antara penuturnya.

Keberagaman bahasa Jawa dan Sunda di Indonesia sangat kaya dan menarik. Kedua bahasa tersebut memiliki sejarah, budaya, dan karakteristik unik yang mencerminkan keberagaman etnis dan budaya di Indonesia. Dari segi kosakata, tata bahasa, dan cara berbicara, bahasa Jawa dan Sunda memiliki perbedaan yang mencolok, tetapi keduanya sama-sama penting dalam memperkaya warisan budaya Indonesia. Seperti dalam Q.S Ar. Rum ayat 22 yang menerangkan tentang berbahasa.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi Dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang Demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang Mengetahui.”

Dalam ayat tersebut menerangkan tentang keberagaman bahasa. Dalam tafsir AN-NUR KARYA HASBIE ASH-SHIDDIEQIY menerangkan “awal mulanya bahasa terjadi adalah mula-mula dengan meniru suara yang terdengar oleh sekelompok manusia”. Bahasa yang berbeda-beda tersebut muncul dari mereka sendiri yang menciptakan untuk masing-masing di daerah tersendiri.

Bahasa Jawa merupakan salah satu dari lebih kurang 400 bahasa daerah dan dialek yang ada di Indonesia sebagai salah satu bahasa daerah, bahasa daerah dipandang dari pendukung penuturnya, ternyata memiliki wilayah pakai yang cukup luas. Daerah pemakaian tersebut membentang dari perbatasan Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Jogyakarta, sampai Jawa Timur. Dengan demikian bahasa Jawa juga memiliki dialek yang tidak sedikit jumlahnya, misalnya dialek pesisir utara Jawa Tengah, dialek Banyumasan, dialek Banyuwangi, dialek Surabaya, dan dialek Yogyakarta.

Dialek merupakan perlambangan dan pengkhususan dari bahasa induk.Dialek juga dapat diartikan sebagai sistem kebahasaan yang digunakan oleh suatu masyarakat untuk membedakan dari masyarakat. Berikut terdapat pembagian daerah yang memiliki dialek- dialek khusus.

  1. Rumpun Dialek Banyumas

Rumpun dialek Banyumas dibagi menjadi beberapa macam, sebagai berikut:

a)  Dialek Pekalongan b)  Dialek Pemalang

c)  Dialek Banyumas

  1. Dialek Kedu

Dialek Kedu terbagi ke dalam dua subdialek, yaitu:

a)  Subdialek Bagelan b)  Subdialek Suriname

  1. Dialek Mataram

Dialek Mataram terbagi ke dalam dua subidalek, yaitu:

a)  Subdialek Blora

b)  Subdialek Pantai Utara

  1. Dialek Surakarta

Dalam dialek Surakarta terdapat dua subdialek, yaitu:

A.  Subdialek Semarang

B.  Subdialek Yogyakarta

  1. Dialek Tegal

Nah, itu dia dialek dialek bahasa Jawa yang ada di Jawa Tengah.

Di dalam bahasa Jawa terdapat beberapa ragam bahasa yang digunakan tergantung pada konteks dan situasi komunikasi. Hal tersebut tergantung pada jenis bahasa Jawa yang digunakan.

 

B.       Jenis-jenis Bahasa Jawa

  1. Ngoko (Biasa)

Merupakan ragam bahasa yang digunakan dalam situasi komunikasi sehari-hari antara sesama teman sebaya, keluarga, atau orang yang lebih muda secara sosial. Ngoko adalah bentuk bahasa Jawa yang lebih santai dan umum digunakan dalam percakapan sehari-hari. Berikut beberapa contoh bahasa Jawa Ngoko:

    • “Aku arep mangan nang warung iki.” (Saya ingin makan di warung ini.)
    • “Kowe piye kabare?” (Bagaimana kabarmu?)
    • “Kulo loro, sakit getih.” (Saya tidak enak badan, sakit kepala.)
  1. Madya (Menengah)

Merupakan ragam bahasa yang digunakan dalam situasi formal antara orang yang memiliki perbedaan status sosial, seperti antara orang yang lebih tua dan yang lebih muda. Berikut beberapa contoh bahasa Jawa Madya:

    • “Kula badhe mangan ing warung iki.” (Saya akan makan di warung ini.)
    • “Sampeyan piyambakabare?” (Bagaimana kabar Anda?)
    • “Ingsun krasa ora enak, pitik.” (Saya merasa tidak enak, pusing.)
  1. Krama (Hormat)

Merupakan ragam bahasa yang digunakan dalam situasi formal atau resmi, seperti ketika berbicara dengan orang yang lebih tua, atasan, atau dalam situasi resmi seperti pidato atau acara adat. Berikut beberapa contoh bahasa Jawa Krama:

    • “Dalem ingsun badhe nedha mangan ing warung punika.” (Saya akan makan di warung itu.)
    • “Gusti, sampeyan sehat?” (Tuhan, apakah Anda sehat?)
    • “Kulo sampun nglemah, sumuk.” (Saya sudah merasa lemah, sakit kepala.)

 

 

  1. Krama Inggil (Sangat Hormat)

Merupakan ragam bahasa yang sangat sopan dan digunakan dalam situasi-situasi yang sangat formal atau saat berbicara dengan orang yang sangat dihormati, seperti tokoh agama atau kepala negara. Berikut beberapa contoh bahasa Jawa Krama Inggil:

    • “Sira pramulya, kawula gusti matur nuwun dados menika.” (Tuanku yang mulia, hamba yang hina ini mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya.)
    • “Dalem ingkang satriya, mangkana kakiwanira.” (Kedalamanku yang mulia, demikianlah hamba ini.)
    • “Sugeng enjing, karsa samya kinasih.” (Selamat pagi, semoga kasih berlimpah.) terdapat beberapa ragam bahasa yang digunakan tergantung pada konteks dan situasi komunikasi, mirip dengan bahasa Jawa.

 

C.      Jenis-jenis Bahasa Sunda

  1. Ngaran Basa (Biasa)

Merupakan ragam bahasa yang digunakan dalam situasi komunikasi sehari-hari antara sesama teman sebaya, keluarga, atau orang yang lebih muda secara sosial. Berikut beberapa contoh bahasa Sunda Ngaran Basa:

·      “Abdi bogoh ka Bandung dina Minggu ieu.” (Saya akan pergi ke Bandung hari Minggu ini.)

·      “Anjeun rék ngaranna naon?” (Anda dipanggil dengan apa?)

·      “Abdi hese kaluar sareng kuring.” (Saya ingin keluar bersama saya.)

  1. Ngaran Krama (Hormat)

Merupakan ragam bahasa yang digunakan dalam situasi formal atau resmi, seperti ketika berbicara dengan orang yang lebih tua, atasan, atau dalam situasi resmi seperti pidato atau acara adat. Berikut beberapa contoh bahasa Sunda Ngaran Krama:

·       “Hirup teh pangsaéna, nuju bade nyiapkeun sagala hal pikeun proyék ieu.” (Hidup itu penting, menuju ke arah persiapan segala sesuatu untuk proyek ini.)

·       “Gusti, nuju nuhun ka anjeun kanggo kajadian sadaya anu aya.” (Tuhan, kami berterima kasih atas segala kejadian yang ada.)

·       “Bapak, mahuman abdi nyariosna eta tugas dina minggu ieu.” (Bapak, izinkan saya menyelesaikan tugas ini pada minggu ini.)

  1. Ngaran Halus (Sangat Hormat)

Merupakan ragam bahasa yang sangat sopan dan digunakan dalam situasi-situasi yang sangat formal atau saat berbicara dengan orang yang sangat dihormati, seperti tokoh agama atau kepala negara. Berikut beberapa contoh bahasa Sunda Ngaran Halus:

·      “Gusti, kirangna dipikacinta, anjeun teh kalayan hadir saéna.” (Tuhan, dengan rendah hati, Anda sangat berarti bagi keberadaan kami.)

 

·      “Kawas sadaya anu tiis matur nuwun, pangaksamaan hatur nuwun.” (Semua yang diterima dengan baik, terima kasih yang sebesar-besarnya, penghormatan yang besar terima kasih.)

·      “Mangga bapa, kalayan kidung nungtung di dina Minggu dina warung Sabtu ieu.” (Tolong, bapak, dengan hormat menunggu pada hari Minggu di warung Sabtu ini.)

Ragam bahasa ini juga mencerminkan tingkat kesopanan, hormat, dan hierarki sosial dalam budaya Sunda. Meskipun terdapat perbedaan dengan bahasa Jawa, prinsip penggunaan ragam bahasa ini serupa dalam menjaga norma-norma sosial dan budaya.

 

D.      Perkembangan Bahasa Jawa dan Sunda

a.       Perkembangan Bahasa Jawa

Bahasa Jawa telah mengalami perkembangan yang kaya selama berabad-abad, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kebudayaan Hindu-Buddha, Islam, dan kolonialisme Belanda. Selama masa keemasannya, sastra Jawa mencapai puncaknya dengan karya-karya epik seperti “Ramayana” dan “Mahabharata” versi Jawa, serta karya-karya sastra klasik seperti “Serat Centhini” dan “Serat Wedhatama”. Selain itu, bahasa Jawa memiliki dialek- dialek yang beragam tergantung pada wilayah geografis dan konteks sosialnya. Dalam era modern, bahasa Jawa terus berkembang dengan adanya pengaruh globalisasi dan teknologi, namun tetap mempertahankan kekayaan budaya dan identitasnya.

Di lingkungan saat ini, bahasa Jawa terus mengalami perkembangan yang beragam tergantung pada konteks dan lokasi geografisnya. Berikut adalah beberapa aspek perkembangan bahasa Jawa dalam lingkungan saat ini:

1.      Penggunaan dalam Keluarga:

Bahasa Jawa masih menjadi bahasa utama yang digunakan dalam komunikasi sehari- hari. Namun, penggunaannya mungkin cenderung menurun di beberapa keluarga yang lebih muda karena pengaruh dari bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

2.      Penggunaan di Sekolah:

Di sekolah-sekolah di Jawa, bahasa Jawa biasanya diajarkan sebagai mata pelajaran dan dipromosikan sebagai bagian penting dari warisan budaya Jawa. Namun, penggunaannya dalam lingkungan sekolah bisa beragam tergantung pada kebijakan sekolah dan tingkat minat siswa.

3.      Penggunaan di Media:

Bahasa Jawa masih ditemukan dalam berbagai media massa lokal seperti surat kabar, majalah, dan siaran radio. Namun, penggunaannya mungkin sedikit tergeser oleh bahasa Indonesia dalam beberapa konteks.

4.      Penggunaan di Media Sosial:

Media sosial telah menjadi platform yang penting untuk menyebarkan bahasa dan budaya Jawa. Banyak pengguna media sosial yang menggunakan bahasa Jawa dalam status, komentar, dan konten lainnya untuk memperkuat identitas budaya mereka dan berinteraksi dengan komunitas Jawa yang lebih luas.

5.      Penggunaan di Lingkungan Urban:

Di lingkungan urban di Jawa, penggunaan bahasa Jawa mungkin cenderung menurun karena adopsi budaya global dan pengaruh bahasa Indonesia yang lebih dominan. Namun, masih ada upaya untuk mempertahankan dan mempromosikan penggunaan bahasa Jawa di antara generasi muda melalui acara budaya, festival, dan inisiatif komunitas.

Di era modern, bahasa Jawa tetap memiliki peran yang signifikan di masyarakat Jawa, meskipun terdapat tekanan dari bahasa Indonesia yang lebih dominan secara nasional. Namun, bahasa Jawa terus digunakan dalam berbagai konteks, mulai dari komunikasi sehari- hari di rumah dan masyarakat lokal hingga seni pertunjukan tradisional seperti wayang kulit dan wayang orang. Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, bahasa Jawa juga semakin populer di media sosial dan platform digital, dengan munculnya blog, vlog, dan podcast.

Di media sosial, penggunaan bahasa Jawa cukup populer di antara pengguna yang berasal dari wilayah Jawa dan juga di antara orang-orang yang tertarik dengan budaya Jawa. Beberapa cara penggunaan bahasa Jawa yang populer di media sosial meliputi:

1.    Status dan Caption:

Banyak pengguna media sosial menggunakan bahasa Jawa untuk menulis status atau caption pada foto atau video mereka. Ini bisa menjadi cara untuk mengekspresikan diri secara lebih dalam atau untuk menunjukkan identitas budaya.

2.    Meme dan Humor:

 

 

 
Komunitas bahasa Jawa di media sosial sering menggunakan bahasa Jawa dalam meme, meme-video, atau humor berbasis teks untuk menghibur dan berbagi kegembiraan dengan pengguna lainnya. Berikut contoh meme bahasa Jawa:

       

 

 

 

3.    Grup dan Komunitas:

Ada banyak grup dan komunitas di media sosial yang didedikasikan untuk pengguna bahasa Jawa. Di sini, anggota berbagi cerita, meme, informasi, dan karya seni dalam bahasa Jawa.

4.    Konten Kreatif:

Ada pengguna media sosial yang menciptakan konten kreatif seperti lagu, puisi, dan cerita dalam bahasa Jawa, yang kemudian dibagikan dan diapresiasi oleh komunitas bahasa Jawa di platform tersebut. Untuk saat ini yang paling populer pada masa sekarang adalah konten lagu Jawa. Seperti konten lagu Mbak Niken Salindry yang sekarang sedang populer dikalangan lagu jawa.

Melalui penggunaan bahasa Jawa di media sosial, budaya dan kekayaan bahasa Jawa tetap terjaga dan tersebar luas di antara generasi muda serta di kalangan pengguna yang tertarik dengan keanekaragaman budaya Indonesia.

b.    Perkembangan bahasa Sunda

Bahasa Sunda juga telah mengalami perkembangan yang kaya sepanjang sejarahnya. Bahasa ini dipengaruhi oleh budaya Sunda yang kaya dan beragam, serta interaksi dengan budaya-budaya lain di Nusantara, seperti budaya Jawa dan Sunda. Selama masa kejayaan Kerajaan Sunda, bahasa Sunda berkembang sebagai bahasa resmi dan digunakan dalam sastra, puisi, dan dokumen-dokumen resmi. Setelah masa kolonialisme Belanda, bahasa Sunda mengalami perubahan dengan adanya penyebaran agama Islam dan pengaruh budaya Eropa.

Perkembangan  bahasa  Sunda  di  Indonesia  melibatkan  beberapa  aspek,  termasuk penggunaan sehari-hari, pendidikan formal, sastra, dan media massa. Perubahan sosial dan teknologi juga mempengaruhi bagaimana bahasa Sunda digunakan dan dipertahankan oleh generasi muda. Berikut beberapa aspek perkembangan bahasa Sunda:

  1. Penggunaan Sehari-hari

Bagaimana bahasa Sunda digunakan dalam  percakapan sehari-hari di  lingkungan keluarga, masyarakat, dan tempat kerja.

  1. Pendidikan Formal

Bagaimana bahasa Sunda diajarkan dan dipertahankan di sekolah-sekolah, termasuk pembelajaran sastra, tata bahasa, dan keterampilan berbicara.

  1. Sastra

Perkembangan dan pelestarian karya sastra dalam bahasa Sunda, termasuk puisi, prosa, dan drama, serta upaya untuk melestarikan warisan sastra.

  1. Media Massa

Peran media massa dalam mempromosikan dan melestarikan bahasa Sunda melalui siaran televisi, radio, dan media online.

  1. Perubahan Sosial dan Teknologi

Bagaimana perubahan dalam masyarakat dan teknologi memengaruhi penggunaan bahasa Sunda, termasuk pengaruh bahasa Indonesia dan bahasa asing lainnya.

Di era modern, bahasa Sunda tetap menjadi bahasa yang penting bagi masyarakat di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya. Meskipun bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi yang lebih dominan secara nasional, bahasa Sunda masih digunakan dalam kehidupan sehari-hari, budaya populer, dan seni tradisional seperti seni wayang golek. Selain itu, seperti bahasa Jawa, bahasa Sunda juga menghadapi tantangan dalam melestarikan dan mengembangkan penggunaannya di tengah pengaruh globalisasi dan perubahan pola komunikasi masyarakat modern.

Di era modern, bahasa Sunda tetap memiliki peran yang penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya. Meskipun bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi yang dominan di tingkat nasional, bahasa Sunda tetap digunakan dalam berbagai konteks, mulai dari percakapan sehari-hari di rumah dan lingkungan sosial hingga media massa lokal seperti surat kabar, radio, dan televisi.

Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, bahasa Sunda juga semakin hadir di platform digital, dengan munculnya blog, vlog, dan podcast berbahasa Sunda yang memperkaya penggunaan bahasa tersebut. Meskipun demikian, seperti banyak bahasa daerah lainnya, bahasa Sunda juga menghadapi tantangan dalam menjaga kelestariannya di era modern, seperti pengaruh dari bahasa Indonesia dan perubahan dalam pola komunikasi masyarakat. Upaya untuk melestarikan dan mengembangkan penggunaan bahasa Sunda, baik dalam konteks formal maupun informal, tetap penting bagi pelestarian identitas dan budaya masyarakat Sunda.

Penggunaan bahasa Sunda di era modern masih cukup relevan meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan dari globalisasi dan teknologi. Beberapa contoh penggunaan bahasa Sunda di era modern:

1.    Media Sosial

Bahasa Sunda sering digunakan dalam berbagai platform media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram, baik untuk berkomunikasi dengan teman dan keluarga maupun untuk menyampaikan pesan-pesan budaya dan humor.

2.  Pendidikan dan Literasi

Meskipun bahasa Indonesia adalah bahasa pengantar di sekolah, upaya untuk mempertahankan pengajaran bahasa Sunda terus dilakukan, baik dalam bentuk program ekstrakurikuler, festival sastra, atau kegiatan literasi lokal.

3.  Industri Kreatif

Bahasa Sunda juga digunakan dalam industri kreatif seperti musik, film, dan seni pertunjukan, di mana lirik lagu, skenario, dan dialog sering menggunakan bahasa Sunda untuk mengekspresikan identitas budaya dan regional.

4.  Bisnis dan Pariwisata

Di daerah-daerah yang berbahasa Sunda, penggunaan bahasa ini tetap relevan dalam bisnis dan sektor pariwisata untuk berkomunikasi dengan masyarakat lokal dan wisatawan, serta memperkuat identitas budaya daerah.

5.  Pengajaran Online

Ada juga upaya untuk mempertahankan dan mempromosikan bahasa Sunda melalui platform pembelajaran online, seperti kursus bahasa, aplikasi, dan situs web yang menyediakan materi dan pelajaran bahasa Sunda kepada mereka yang tertarik.

Dengan berbagai inisiatif ini, bahasa Sunda terus hidup dan berkembang di era modern, memainkan peran penting dalam memperkuat identitas budaya dan kesatuan komunitas di wilayah tempat bahasa ini digunakan.


E.       Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lunturnya Bahasa Jawa dan Sunda

Masuknya bahasa asing melalui media-media membuat bahasa daerah menjadi terpinggirkan. Di era globalisasi sekarang ini bahasa daerah sudah mulai luntur dengan drastis.Contohnya penggunaan bahasa Jawa yang sudah jarang dipakai lagi. Jika kondisi ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin beberapa tahun mendatang bahasa Jawa akan punah terkikis zaman.

Salah satu penyebab punahnya bahasa daerah adalah bahasa nasional sendiri yaitu bahasa Indonesia, karena secara tidak langsung penutur bahasa daerah menjadi enggan mengajarkan bahasa daerah pada keturunannya. Menurut penulis, lunturnya bahasa daerah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu dari lingkungan keluarga,penggunaan bahasa dalam pendidikan dan kurangnya minat generasi muda untuk melestarikan bahasa daerah. Dalam lingkungan keluarga, orang tua cenderung menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi sehari-hari dengan keluarga dan anak-anaknya. Orang tua jarang mengajarkan bahasa daerah pada anak-anaknya, sehingga anakkurang fasih berbicara menggunakan bahasa daerah.

Di lingkungan sekolah pengggunaan bahasa daerah hampir tidak pernah diucapkan karena mayoritas pendidik menggunakan bahasa Indonesiadalam bertutur kata. Pada mata pelajaran bahasa daerah dikenal dengan istilah “Muatan Lokal” yang hanya diberikan pada anak SD sampai SMP. Sedangkan untuk tingkat SMU/MA/SMK pelajaran bahasa daerah sudah tidak diberikan. Banyak generasi muda yang beranggapan bahwa bahasa daerah adalah bahasa kuno dan dianggap kampungan. Mereka lebih senang dan bangga menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa asing yang dianggap lebih maju danmodern. Beberapa bahkan tidak perduli dengan bahasa daerah dan enggan menggunakannya.

Budaya dan nilai-nilai yang berlaku di anak muda sekarang ini telah mengeyampingkan bahasa daerah. Tidak ada lagi kesadaran bahwa bahasa daerah merupakan warisan budaya luhur yang harus dilestarikan. Menggunakan bahasa Indonesia dan menguasai bahasa asing memang tidak ada salahnya karena tuntutan dunia kerja yang semakin berdaya saing global dan mengharuskan menguasai bahasa asing. Namun, bukan berarti kita melupakan bahasa daerah yang notabennya merupakan bahasa sendiri. Sudah sepatutnya kita sebagai generasi penerus bangsa mencintai dan bangga menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari disamping bahasa nasional dan bahasa asing.

  1. Faktor Penyebab Lunturnya Bahasa Jawa

1.      Faktor Internal

                     Penurunan Jumlah Penutur Asli

Penurunan jumlah penutur asli bahasa Jawa akibat urbanisasi, migrasi, atau perubahan demografi dapat mengakibatkan berkurangnya penggunaan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari.

                     Penggunaan Bahasa Indonesia

Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan bahasa pengantar di sekolah-sekolah menggeser penggunaan bahasa Jawa dalam konteks formal dan informal.

                     Modernisasi dan Globalisasi

Perubahan gaya hidup, pengaruh media massa, dan budaya populer global dapat menyebabkan generasi muda lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa asing lainnya daripada bahasa Jawa.

                     Pelestarian Budaya yang Kurang

Kurangnya upaya dalam melestarikan dan mempromosikan bahasa Jawa dari pemerintah dan masyarakat dapat menyebabkan penurunan minat dan penggunaan bahasa tersebut.

                     Perubahan Struktur Sosial

Perubahan dalam struktur sosial, seperti peningkatan mobilitas sosial dan ekonomi, dapat mengubah preferensi bahasa dan nilai-nilai budaya, menyebabkan penurunan penggunaan bahasa Jawa.

2.      Faktor eksternal

                     Pengaruh Bahasa Nasional

Dominasi bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan bahasa pengantar di berbagai sektor sosial dan ekonomi mengurangi kebutuhan dan motivasi untuk menggunakan bahasa Jawa dalam situasi formal dan informal.

 

 

                     Pengaruh Media Massa

Penetrasi media massa, termasuk televisi, radio, dan internet, dengan penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sebagai bahasa utama, mempengaruhi preferensi bahasa masyarakat, terutama generasi muda, yang kemungkinan besar lebih terpapar pada bahasa tersebut.

                     Globalisasi

Peningkatan interaksi global dan mobilitas internasional membawa pengaruh budaya dan bahasa asing, yang dapat menggeser penggunaan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari, terutama di lingkungan perkotaan.

                     Pekerjaan dan Pendidikan

Persyaratan penggunaan bahasa Indonesia dalam lingkungan pekerjaan dan pendidikan formal membuat orang-orang lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia dalam situasi-situasi tersebut, bahkan di wilayah yang sebelumnya berbahasa Jawa.

                     Perubahan Demografi

Migrasi penduduk dari daerah-daerah berbahasa Jawa ke daerah yang berbahasa Indonesia atau bahasa daerah lainnya juga dapat mengurangi jumlah penutur dan pengguna bahasa Jawa, menyebabkan penurunan penggunaan bahasa tersebut secara keseluruhan.

  1. Faktor Penyebab Lunturnya Bahasa Sunda

1.      Faktor Internal

·      Perubahan Gaya Hidup

Masyarakat yang lebih mengadopsi gaya hidup modern cenderung menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa lain yang lebih dominan secara nasional.

·      Kurangnya Penggunaan di Lingkungan Pendidikan

Pengajaran dan penggunaan bahasa Sunda mungkin kurang diintegrasikan dalam lingkungan pendidikan formal, sehingga generasi muda kurang terpapar dan menggunakan bahasa tersebut.

 

 

 

·      Pengaruh Media Massa

Media massa, seperti televisi dan internet, sering menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama, mengurangi eksposur terhadap bahasa Sunda.

·      Migrasi dan Urbanisasi

Migrasi dan urbanisasi dapat menyebabkan pemisahan dari lingkungan yang kaya akan budaya dan bahasa Sunda, yang mengarah pada penggunaan yang lebih sedikit atau hilangnya pemahaman terhadap bahasa tersebut.

·      Pengaruh Globalisasi

Globalisasi membawa budaya luar dan bahasa-bahasa lain yang mungkin lebih menarik bagi masyarakat, sehingga menggeser penggunaan bahasa Sunda dalam komunikasi sehari-hari.

·      Kurangnya Penelitian dan Pelestarian

Upaya untuk menyelamatkan dan melestarikan bahasa Sunda mungkin kurang, seperti kurangnya penelitian, penerbitan, dan dukungan kebijakan yang diperlukan.

2.      faktor eksternal

·      Dominasi Bahasa Indonesia

Sebagai bahasa resmi dan dominan di Indonesia, bahasa Indonesia cenderung menggantikan bahasa-bahasa daerah, termasuk bahasa Sunda, dalam komunikasi sehari-hari.

·      Pengaruh Media Massa Nasional

Media massa nasional, seperti televisi dan radio, cenderung menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama, mengurangi eksposur dan penggunaan bahasa Sunda di media.

·      Globalisasi

Pengaruh globalisasi membawa budaya dan bahasa luar yang mungkin lebih menarik bagi masyarakat, mengurangi minat dan penggunaan bahasa Sunda dalam interaksi sehari-hari.

 

·      Pendidikan

Kurangnya penekanan dan pengajaran bahasa Sunda di sekolah-sekolah dapat mengurangi kemampuan generasi muda untuk berkomunikasi dalam bahasa tersebut.

·      Urbanisasi dan Migrasi

Perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke perkotaan dan migrasi antarkota dapat menyebabkan penggunaan bahasa Sunda menjadi terpinggirkan oleh bahasa-bahasa yang lebih umum digunakan di kota-kota besar.

·      Perkembangan Teknologi Komunikasi

Penggunaan teknologi komunikasi modern, seperti smartphone dan media sosial, cenderung menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sebagai bahasa utama, mengurangi penggunaan bahasa Sunda dalam komunikasi online.

 

F.       Cara Mengatasi Lunturnya Keberagaman Bahasa

Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, beberapa cara Mencegah kepunahan bahasa daerah:

·  Menerbitkan bacaan atau majalah dengan bahasa daerah setempat.

·  Menggunakan bahasa daerah pada saat di rumah

·  Menyelenggarakan acara-acara yang dapat melestarikan bahasa daerah, seperti karya tuklis, drama, puisi, dan lainnya.

·  Bahasa daerah menjadi bagian dari muatan lokal di sekolah.

·  Orangtua  mengajarkan  bahasa  daerah  kepada  anak-anaknya untuk  berkomunikasi keseharian.

Untuk mengatasi lunturnya keragaman bahasa, termasuk bahasa Jawa dan Sunda, beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

1.    Pendidikan

Memperkuat pengajaran dan penggunaan bahasa daerah, seperti bahasa Sunda, di sekolah-sekolah untuk memastikan generasi muda tetap terhubung dengan warisan budaya dan bahasa mereka.

 

2.    Penggunaan dalam Media

Mendorong penggunaan bahasa daerah dalam media massa lokal, seperti televisi, radio, dan surat kabar, untuk meningkatkan eksposur dan kebiasaan penggunaan bahasa daerah di masyarakat.

3.    Kampanye Kesadaran

Melakukan kampanye kesadaran tentang pentingnya melestarikan bahasa daerah dan mendorong orang untuk menggunakan bahasa daerah dalam komunikasi sehari-hari.

4.    Pelestarian Budaya

Mengadakan acara budaya, festival, dan pertunjukan yang mempromosikan bahasa daerah dan kebudayaan lokal untuk meningkatkan kebanggaan dan pemahaman masyarakat terhadap warisan budaya mereka.

5.    Penelitian dan Literatur

Mendorong penelitian dan penulisan dalam bahasa daerah untuk memperkaya literatur dan sumber daya yang tersedia dalam bahasa tersebut.

6.    Dukungan Kebijakan

Menerapkan kebijakan yang mendukung pelestarian bahasa daerah, seperti subsidi untuk penerbitan buku dalam bahasa daerah, pendanaan untuk program pengajaran bahasa daerah, dan perlindungan terhadap penggunaan bahasa daerah di lembaga pemerintah dan publik.


BAB III

PENUTUP

 

A.  Kesimpulan

Keberagaman bahasa Jawa dan Sunda memiliki pengertian yang dalam, mencakup pemahaman tentang jenis-jenis bahasa tersebut dan perkembangannya seiring waktu. Faktor-faktor yang mempengaruhi lunturnya bahasa Jawa dan Sunda juga telah diuraikan dengan baik, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Selain itu, pembahasan juga mengenai cara-cara untuk mengatasi lunturnya keberagaman bahasa tersebut telah disampaikan. Dengan demikian, pemahaman yang mendalam terhadap aspek-aspek ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih baik tentang pentingnya menjaga keberagaman bahasa Jawa dan Sunda dalam konteks sosial dan budaya.

Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan mengenai keberagaman bahasa Jawa dan Sunda sebagai berikut:

  1. Upaya untuk mempertahankan keberagaman bahasa

Mempertahankan keberagaman bahasa penting untuk melestarikan warisan budaya, mempromosikan pemahaman lintas budaya, dan meningkatkan inklusi sosial. Melalui upaya-upaya ini, kita bisa membangun masyarakat yang lebih beragam dan inklusif secara global.

Upaya tersebut dapat dilakukan dengan dibiasakan nya menggunakan bahasa daerah ketika di lingkungan rumah . Ataupun mengadakan sebuah kampanye dengan tema melestarikan bahasa daerah supaya ada kesadaran akan keberagaman bahasa

  1. Pengaruh lunturnya bahasa Jawa dan Sunda

Ragam bahasa ini memperlihatkan tingkat kesopanan dan hormat dalam komunikasi bahasa Jawa, serta mencerminkan hierarki sosial dan budaya Jawa. Di dalam bahasa Sunda juga, Perkembangan zaman sekarang sangat mempengaruhi lunturnya bahasa daerah. Masuknya budaya asing seperti budaya barat itu juga mempengaruhi lunturnya bahasa daerah. Kurangnya komukasi antara generasi muda dengan generasi tua juga bisa menyebabkan hal tersebut.

 


B.  Saran

Berdasarkan pembahasan tersebut,sebagai generasi muda maka sebaiknya kita harus melestarikan budaya bahasa daerah supaya keberagaman bahasa tidak hilang maka perlu lah berkomunikasi yang aktif dengan orang terdahulu yang lebih paham akan bahasa daerah  tersebut.  Dengan adanya  kebiasaan  bahasa yang  digunakan dalam pergaulan sehari-hari baik di rumah mempengaruhi penggunaan bahasa saat individu melakukan komunikasi sosial di lingkungan. Agar individu tersebut dapat dengan mudah berinteraksi dan melakukan hubungan sosial dilingkungan yang diperlukan adanya pemahaman pada diri mahasiswa tentang maksud dari percakapan yang dilakukan bersama-sama teman di lingkungan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Ammar Fahri, 2023. Keberagaman bahasa di Indonesia

 https ://os c. medco m.id/ commun ity/k eberaga man - bah as a- di- indones i a- 6331 , diakses 15 April 2024

Hasbie Ash-Shiddieqiy, 2022. Keragaman Manusia dalam Tafsir An-Nur Karya Hasbie

Ash-Shiddieqiy p-ISSN : xxxx-xxxxx (cetak)ǀ e-ISSN : xxxx-xxxx (online)

Website:   https :/ /ejourn al.i ain - m anado.ac. id/ind ex.ph p/mus tafid  Vol.  1,  No.  2. (Juli-Desember) 2022

Nur Azizah Rohmah, 2013. Perbedaan Tindak Tutur di Kalangan Mahasiswa Kebumen   dan  Surakarta  Dalam  Percakapan  Nonresmi  Suatu  Tinjauan Sosiopragmatik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

semoga bermanfaat