KONEKTIVITAS
ANTAR RUANG DAN WAKTU
A. PENGERTIAN KONEKTIVITAS ANTAR RUANG
DAN WAKTU
Konektivitas
antarruang dan waktu adalah keterkaitan antara suatu tempat dengan masa/waktu
yang terjadi. Di dalamnya, ada manusia yang melakukan interaksi.
Ruang
adalah tempat terjadinya aneka macam peristiwa sejarah dalam perjalanan waktu.
Dalam hal ini, ruang menjadi konsep yang berkaitan dengan waktu. Pasalnya,
suatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya tidak bisa terlepaskan dari suatu
ruang waktu terjadinya peristiwa itu. Apabila waktu berada di titik berat aspek
kapan peristiwa itu terjadi, maka konsep ruang akan menitikberatkan pada aspek
tempat di mana peristiwa itu terjadi.
Ruang tidak
hanya sebatas udara yang bersentuhan dengan permukaan bumi, tetapi juga lapisan
atmosfer terbawah yang memengaruhi permukaan bumi.
Sedangkan, waktu
dapat dipahami sebagai kesatuan waktu seperti, detik, menit, jam, hari, minggu,
bulan, abad, dan seterusnya. Waktu terus bergerak maju yaitu dari masa lalu ke
masa depan.
Ruang
merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa sejarah dalam suatu perjalanan
waktu. Oleh sebab itu, ruang menjadi konsep yang erat kaitannya dengan waktu.
Alasannya adalah karena peristiwa tidak dapat lepas dari ruang dan waktu. Agar
dapat memahami konektivitasnya, berikut penjelasan konsep ruang dan waktu.
1. Aspek
Ruang
Ruang permukaan
bumi, tidak hanya sebatas tanah yang kita injak, tetapi ada udara, air, batuan,
tumbuhan, hewan, dan lain-lain. Ruang tidak hanya sebatas udara yang
bersentuhan dengan permukaan bumi, tetapi juga lapisan atmosfer terbawah yang
memengaruhi permukaan bumi. Ruang mencakup perairan yang ada di permukaan bumi
(laut, sungai, dan danau) dan di bawah permukaan bumi (air tanah) sampai
kedalaman tertentu. Ruang juga mencakup lapisan tanah dan batuan sampai pada
lapisan tertentu yang menjadi sumber daya bagi kehidupan.
Berbagai organisme
atau makhluk hidup juga merupakan bagian dari ruang.
Dengan demikian, batas ruang dapat
diartikan sebagai tempat dan unsur-unsur lainnya yang memengaruhi kehidupan di
permukaan bumi. Setiap ruang di
permukaan bumi memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan lainnya.
Tidak ada
satu ruang atau
satu tempat pun yang persis sama dengan tempat lainnya. Perhatikanlah di
sekitar dan bandingkan dengan tempat lainnya dilihat dari keadaan fisiknya
(tanah, air, batuan, tumbuhan dan hewan) maupun keadaan masyarakatnya. Masing-masing
memiliki perbedaan. Perbedaan karakteristik ruang biasanya
juga diikuti oleh perbedaan sumber daya yang dihasilkannya.
Berikut adalah beberapa aspek penting dari
ruang dalam ilmu sosial:
a. Geografi
Manusia: Geografi manusia mempelajari hubungan antara manusia
dan lingkungannya, termasuk bagaimana
manusia berinteraksi dengan ruang fisik di sekitarnya. Faktor geografis seperti
lokasi, iklim, topografi, dan sumber daya alam dapat mempengaruhi pola
pemukiman, mobilitas, dan gaya hidup masyarakat.
b. Pemukiman
dan Perencanaan Kota: Studi tentang pemukiman manusia
melibatkan analisis tentang bagaimana manusia memilih tempat tinggal mereka,
pola perkembangan kota, dan pembangunan infrastruktur. Perencanaan kota juga
menjadi penting untuk mengatur tata ruang yang efisien dan berkelanjutan dalam
masyarakat.
c. Mobilitas
dan Aksesibilitas: Faktor geografis mempengaruhi mobilitas
manusia dan aksesibilitas terhadap berbagai layanan dan fasilitas. Pola transportasi,
jaringan jalan, dan transportasi publik memainkan peran penting dalam membentuk
interaksi sosial dan kesempatan ekonomi bagi masyarakat.
d. Perilaku
Sosial dan Interaksi: Ruang fisik dan tata letak lingkungan
mempengaruhi cara orang berinteraksi satu sama lain. Faktor-faktor seperti
jarak sosial, wilayah sosial, dan konfigurasi ruang mempengaruhi cara komunitas
berinteraksi dan mengembangkan norma dan nilai-nilai sosial mereka.
e. Identitas
Budaya dan Sosial: Ruang fisik dan geografis dapat menjadi
simbol identitas budaya dan sosial suatu masyarakat. Pemukiman tradisional,
monumen bersejarah, dan situs budaya adalah contoh bagaimana ruang dapat
mencerminkan dan mempertahankan identitas kelompok manusia tertentu.
f.
Ketimpangan Sosial:
Aspek ruang juga dapat berkontribusi pada ketimpangan sosial. Misalnya, wilayah
perkotaan yang terfragmentasi dapat menciptakan ketimpangan akses terhadap
sumber daya dan kesempatan, memperkuat perbedaan sosial dan ekonomi antara
kelompok masyarakat.
g. Lingkungan
Sosial: Studi tentang lingkungan sosial melibatkan pemahaman
tentang bagaimana lingkungan fisik mempengaruhi interaksi dan perilaku sosial.
Beberapa studi menyoroti bagaimana desain interior ruang publik, seperti taman
kota atau ruang terbuka, dapat mempengaruhi kesehatan mental dan kesejahteraan
sosial masyarakat.
Dalam kajian ilmu
sosial, aspek ruang ini mencakup berbagai disiplin ilmu, seperti antropologi,
sosiologi, geografi manusia, dan perencanaan kota. Mengintegrasikan perspektif
ruang dalam penelitian sosial membantu memahami kompleksitas hubungan antara
manusia dan lingkungannya serta dampaknya pada kehidupan dan perkembangan
masyarakat.
Oleh karena itu,
tidak ada satu ruang pun
yang mampu memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri. Setiap ruang atau
tempat memerlukan sumber daya dari tempat atau ruang lainnya.
Dari sini, terjadilah keterhubungan/konektivitas antara satu ruang dengan ruang lainnya.
Manusia yang tinggal di suatu ruang saling
mengenal, saling berkomunikasi, dan saling memerlukan dengan manusia yang
tinggal di ruang lainnya.
Agar bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang konektivitas
antar ruang,
perhatikanlah contoh-contoh berikut ini.
a. Salah
satu kebutuhan hidup yang mendasar pada saat ini adalah kebutuhan bahan bakar
minyak.
Tidak semua daerah di Indonesia
menghasilkan bahan bakar minyak. Agar kebutuhan tersebut terpenuhi, bahan bakar
minyak didatangkan dari daerah penghasil minyak ke daerah lain yang tidak
menghasilkannya, maka terjadilah konektivitas dan kesalingtergantungan antara
daerah penghasil bahan bakar minyak dan daerah lain yang membutuhkannya.
b. Penduduk
kota menghasilkan berbagai produk industri, seperti pakaian, kendaraan,
barang-barang elektronik, dan lain-lain.
Penduduk desa tidak menghasilkan
produk-produk tersebut sehingga mereka pergi ke kota untuk memperoleh
barang-barang tersebut. Sebaliknya, penduduk kota tidak menghasilkan bahan
pangan sehingga mereka memperolehnya dari penduduk desa. Akibatnya, ada aliran
barang dari kota ke desa dan aliran bahan makanan dari desa ke kota.
c. Lapangan
pekerjaan banyak tersedia di kota, sedangkan di desa hanya terbatas pada sektor
pertanian.
Akibatnya, banyak penduduk desa yang
bepergian ke kota untuk bekerja atau mencari pekerjaan. Konektivitas
antar ruang mencangkup
seluruh aspek dan bidang kehidupan seperti ekonomi, sosial, budaya, pendidikan,
dan politik. Hal ini terjadi karena manusia selalu memerlukan manusia lainnya
untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya.
2. Aspek Waktu
Waktu dapat dibagi
menjadi tiga dimensi utama: waktu lampau, waktu sekarang, dan waktu yang akan
datang. Masing-masing dimensi ini memiliki peran dan makna yang berbeda dalam
kehidupan manusia.
a.
Waktu Lampau
Waktu
lampau mengacu pada segala peristiwa, pengalaman, dan kejadian yang telah
terjadi sebelum saat ini. Ini adalah jejak sejarah dan memori kolektif dari
masa lalu. Waktu lampau adalah sumber pembelajaran, refleksi, dan pengetahuan.
Kita mengenang kenangan, kejadian bersejarah, dan pengalaman masa lalu yang
membentuk siapa kita saat ini. Studi tentang waktu lampau adalah bagian dari
ilmu sejarah dan disiplin ilmu lain yang memeriksa asal-usul dan evolusi
masyarakat, budaya, dan peristiwa manusia.
b.
Waktu Sekarang
Waktu
sekarang adalah momen saat ini, titik di mana masa lampau dan masa depan
bertemu. Ini adalah saat kita hidup dan berinteraksi dengan dunia sekitar.
Waktu sekarang adalah waktu yang paling nyata dan terasa bagi kita karena
merupakan momen di mana pengalaman kita berlangsung. Keputusan yang kita buat,
tindakan yang kita ambil, dan interaksi kita dengan orang lain terjadi dalam
waktu sekarang. Momen ini adalah kesempatan kita untuk membentuk masa depan dan
mengaplikasikan pelajaran dari masa lalu.
c.
Waktu yang Akan Datang
Waktu
yang akan datang mengacu pada masa depan, yaitu segala hal yang akan terjadi
setelah saat ini. Ini mencakup harapan, cita-cita, rencana, dan aspirasi kita
untuk masa depan. Waktu yang akan datang adalah daerah ketidakpastian dan
potensi, di mana kita dapat merencanakan dan berusaha untuk mencapai tujuan dan
impian kita. Studi tentang waktu yang akan datang melibatkan perkiraan,
perencanaan strategis, dan analisis risiko untuk mencoba memahami dan membentuk
apa yang mungkin terjadi di masa depan.
Ketiga
dimensi waktu ini saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Pengalaman
masa lalu membentuk identitas dan pemahaman kita tentang diri kita sendiri,
waktu sekarang adalah saat kita mengambil tindakan, dan waktu yang akan datang
adalah harapan dan rencana kita untuk masa depan. Memahami dan menghormati
ketiga dimensi waktu ini membantu kita menghargai perjalanan hidup kita,
mengambil keputusan yang bijaksana, dan merencanakan masa depan yang lebih
baik.
Waktu
dapat dipahami sebagai kesatuan waktu seperti, detik, menit, jam, hari, minggu,
bulan, abad, dan seterusnya. Waktu terus bergerak maju yaitu dari masa lalu ke
masa depan. Kita tidak dapat mengendalikan waktu karena tidak ada manusia yang
dapat melangkah mundur ke masa lalu atau melompat maju ke masa depan. Hal-hal
yang sudah terjadi di masa lalu tidak dapat diubah kembali karena kita tidak
bisa pergi ke masa lalu untuk mengubahnya.
Demikian
pula hal-hal yang akan terjadi di masa mendatang, tidak dapat diketahui dengan
pasti karena kita tidak dapat melompat ke masa depan. Dalam sejarah, konsep
waktu sangat penting untuk mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi pada masa
lalu dan perkembangannya hingga saat ini. Konsep waktu dalam sejarah mempunyai
arti masa atau periode berlangsungnya perjalanan kisah kehidupan manusia.
B. CONTOH KONEKTIVITAS ANTARRUANG DAN
WAKTU
Berikut
ini beberapa contoh konektivitas antarruang dan waktu.
1.
Mobilisasi Sosial
Adanya
mobilitas sosial dalam kurun waktu tertentu merupakan bentuk dari konektivitas
antarruang dan waktu.
Contoh
dari mobilitas sosial, yaitu : Imigrasi, Emigrasi, Urbanisasi, Ruralisasi, Transmigrasi
2.
Komunikasi
Contoh
komunikasi antarruang, seperti menonton TV, menggunakan internet, bermain
sosial media, membaca jurnal, koran, majalah, komik.
3.
Transportasi
Konektivitas
antarruang dan waktu yang terjadi melalui perpindahan barang/energi. Dalam hal
ini, contohnya adalah sarana transportasidi Jakarta dan sekitarnya.
Khususnya transportasi darat, seperti bus TransJakarta, KRL, MRT, LRT, maupun
ojek online.
C. DAMPAK KONEKTIVITAS ANTARRUANG DAN
WAKTU
Konsep ruang dan waktu menjadi unsur penting yang
tidak bisa dipisahkan, dalam sebuah peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan
manusia. Pasalnya, semua aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan dengan
tempat dan waktu.
Selama hidupnya, manusia tidak bisa dilepaskan dari
konektivitas ruang dan waktu karena perjalanan manusia sama dengan perjalanan
waktu itu sendiri pada suatu ruang di mana mereka hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
semoga bermanfaat